1.24.2010

PROPOSAL SKRIPSI

PROPOSAL SKRIPSI

PELAKSANAAN PENGAWASAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PERUSAHAAN SOHUN “CAP MAWAR” MADIUN





Oleh :


LAILA RUKHIANA

06412265

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2009


BAB I

PENDAHULUAN

A. PELAKSANAAN PENGAWASAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PERUSAHAAN SOHUN “CAP MAWAR” MADIUN

B. LATAR BELAKANG

Sejarah kebangkitan industri modern dimulai pada tahun 1820-1830 atau sering disebut revolusi industri. Kebangkitan ini mengakibatkan berkembangnya penemuan-penemuan baru dibidang teknologi seperti pembangunan konstruksi, jalan raya,dan lain-lain. Proses produksi sampai penggunaan komputer dan robot-robot dibidang manufactur. Seiring dengan pesatnya teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini telahmembawa pengaruh yang besar dan kompleks, seperti adanya pasar bebas.

Keadan perekonomian dunia dengan adanya pasar bebas membuka peluang keluar masuknya produk-produk antar Negara. Kemudian menjadikan persaingan semakin ketat, yang efeknya dapat menghambat bahkan mematikan perusahaan kecil, yang sampai saat ini belum siap menghadapi persaingan secara langsung. Demikian halnya di Indonesia, kondisi perekonomian yang sangat sulit dengan keadaan krisis yang tiada henti, mengakibatkan perekonomian nasional tersa berat untuk bangun dari krisis ini.

Sebagai langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi krisis antara lain: menjamin stabilitas nasional, yang meliputi stabilitas keamanan, ketertiban, ekonomi, social dan budayaserta terbukanya kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja. Sehingga akan terjamin kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu juga akan dapat memberikan kenyamanan bekerja dan berusaha, untuk memajukan pembangunan perekonomian nasional.

Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba yang optimal dengan biaya yang efisien. Dengan keuntungan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan, termasuk untuk menghadapi persaingan. Dalam pelaksanaannya, untukmendapatkan keuntungan bagi perusahaan atau dunia usaha lain bukanlah hal yang mudah. Dengan adanya hal ini, maka pihak perusahaan harus pandai mengambil keputusan dan kebijakan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

Untuk mencapai suatu tujuan, perusahaan harus mengelola secara efisien segala sumber-sumber yang dimiliki, seperti: Sumber Daya Manusia (SDM), sumber dana, mesin-mesin, bahan baku, dan teknologi. Dengan adanya penerapan ini, perusahaan akan mendapatkan keberhasilan semua kegiatan. Tentunya sebuah keberhasilan tidak tercapai begitu saja, yang harus ditetapkan dengan tetap dan metode pencapaiannya harus direncanakan serta dilaksanakan sebagaiman mestinya.

Selain itu, suatu perusahaan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan perencanaan serta pengendalian produksi. Perencanaan mengandung maksud mengadakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi mulai dari rencana penggunaan bahan, rencana penggunaan mesin, maupun kualitas serta kuantitas yang diinginkan. Sedangkan pengendalian produksi lebih mengarah pada usaha- usaha untuk menghindari adanya penyimpangan terhadap apa yang telah diencanakan.

Kelancaran proses produksi dalam suatu perusahaan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam perusahanan. Karena apabila perusahaan dapat menjalankan proses produksi dengan lancer, maka kerugian yang mungkin timbul akan berkurang sehingga dapat meminimalkan biaya produksi, yang pada akhirnya akan dapat menekan harga pokok produksi.

Untuk mencapai sasaran tersebut, pengkoordinasian perencanaan harus dilaksanakan sebaik mungkin. Dalam hal ini, perencanaan yang menyangkut tentang upaya penggunaan faktor-faktor produksi. Maka pengawasan senantiasa harus dilakukan, alasannya bahwa tujuan yang telah dibuat tidak akan tercapai apabila tidak dilakukan pengawasan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan dua mata rotasi manajemen yang tidak bias dipisahkan satu sama lainnya.

Kegiatan pengawasan ini biasanya dilakukan oleh seorang manajer dalam rangka mengendalikan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang telah diformat dalam suatu program. Dari sini nantinya akan ditindak lanjuti dengan kegiatanpenilaian dan pemantauan program serta perumusan langkah pencapaian tujuan yanga akan dicapai.

Usaha melaksanakan pengawasan dalam produksi khususnya pada Perusahaan Sohun “ Cap Mawar” Madiun ini bias dimulai dari pengawasan kinerja karyawan itu sendiri. Karena kinerja karyawan yang baik akan mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan dan hasilnya adalahkeuntungan bagi perusahaan dan karyawan iru sendiri.

Melihat uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengawasn mempengaruhi produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada Perusahaan Sohun “Cap Mawar” Madiun. Untuk itu, dalam menyusun Proposal ini kami mengambil judul :

“ PELAKSANAAN PENGAWASN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PERUSAHAAN SOHUN “CAP MAWAR” MADIUN.

C. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah disini dimaksudkan sebagai penegas tentang apa yang terjadi masalah dalam penusunan Skripsi sehingga arah penelitian nanti tidak akan menyimpang jauh dari masalah. Berdasarkan latar belakang yang ada masalah yang dihadapi perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah dengan adanya pelaksanaan pengawasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada perusahaan Sohun “Cap Mawar” Madiun.

D. BATASAN MASALAH

Agar dalam pembahasan masalah ini dapat terarah pada pokoknya, sehingga bisa mempermudah dan memperjelas pembahasan, maka perlu dibuat batasan masalah.

Adapun batasan masalah adalah terbatas pada pengaruh pelaksanaan pengawasan terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada perusahaan Sohun “Cap Mawar” Madiun.

E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara tingkat absensi dan lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja karyawan pada perusahaan Sohun “Cap Mawar” Madiun.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Membantu pihak perusahaan untuk mengetahui apakah kedisiplinan kerja khususnya tingkat absensi dan tingkat Labour Turn Over (LTO) terhadap produktivitas kerja Perusahaan Kembang Api Cap Pendekar Madiun.

b. Bagi Almamater

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan atau menambah perbendaharaan perpustakaan dan sebagai bahan referensi atau daftar pustaka di kampus, khususnya mengenai kedisiplinan kerja.

c. Bagi Peneliti

1) Mengetahui seberapa besar pengaruh kedisipliunan kerja khsuusnya tingkat absensi dan Labour Turn Over (LTO) terhadap produktivitas kerja Perusahaan Kembang Api Cap Pendekar Madiun, serta membandingkan dengan teori yang ada.

2) Sebagai sarana untuk menguji kemampuan diri atas ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

3) Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Starta Satu (S-1) di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

Dalam bab ini akan dikemukakan teori-teori yang mempunyai hubungan dengan masalah judul skripsi yang diajukan oleh penulis yaitu :

“PENGARUH ABSENSI DAN LABOUR TURN OVER (LTO) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERUSAHAAN KEMBANG API CAP PENDEKAR MADIUN”.

Maksud dari landasan tori ini adalah untuk menunjukkan dan mendekatkan teori-teori pada masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Sehubungan dengan hal di atas akan diuraikan sebagai berikut :

2.1.1 Arti Kedisiplinan

Kedisiplinan dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan menerima sanksi-sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Ada 2 bentuk kedisiplinan kerja yang tertuang dalam bukunya A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:29) yaitu :

a. Disiplin Preventif

Adalah suatu upaya untuk menggerakkan karyawan mengikuti dan mematuhi pedoman kerja sesuai aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan karyawan berdisiplin diri.

b. Disiplin Korektif

Adalah suatu upaya menggerakkan karyawan dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhiu peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Dan jika melanggar maka perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku, tujuannya untuk memperbaiki karyawan yang melanggar peraturan serta memilihara peraturan tersebut.

Menurut Malayu SP. Hasibuan (2000:190) mengemukakan pendapatnya : “Disiplin kerja adalah kesabaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku”.

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan disini bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati serta melaksanakan segala norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Dan salah satu tujuan pembinaan disiplin kerja adalah untuk memperoleh tingkat produktivitas kerja yang tinggi, sehingga dengan disiplin akan mengurangi tingkat pelanggaran tugas dan tanggung jawab yang ada dalam perusahaan terkait.

2.1.2 Pentingnya Kedisiplinan Kerja

Kedisiplinan merupakan suatu proses perkembangan yang dijadikan pelajaran untuk perkembangan selanjutnya. Lagi pula tindakan-tindakan kedisiplinan tidak hanya mempunyai implikasi langsun pada mental karyawan tetapi dapat berpengaruh terhadap efektivitas kerja. Oleh karena itu setiap saat pimpinan akan menyisihkan waktu kerjanya untuk keperluan kedisiplinan.

Penerapan disiplin dalam kehidupan suatu perusahaan, manusia Gouzali Syadam (2000: 284) dituliskan sebagai berikut :

“Penerapan disiplin itu dalam kehidupan suatu perusahaan ditujukan agar semua karyawan yang ada dalam perusahaan bersedia dengan sekuarela mematuhi dan menaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku diperusahaan itu berupa paksaan. Apabila setiap orang dalam perusahaan itu dapat mengendalikan diri dan mematuhi setiap norma-norma yang berlaku, maka hal ini dapat menadi modal utama yang amat menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan”.

Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa penerapan disiplin kerja yang lebih baik akan mempercepat tujuan perusahaan dan penerapan disiplin yang rendah akan menjadi penghalang tujuan perusahaan.

Jadi dengan kedisiplinan kerja yang ditanamkan pimpinan pada karyawan dapat menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaaan karena menyadari kewajibannya dan mengutamakan hasil kerja dengan baik sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2.1.3 Indikator Disiplin Kerja

Pada dasarnya banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam disiplin kerja. Untuk itu, kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Jadi kedisiplinan adalah kunci keperhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan.

Menurut Malayu SP Hasibuan (2002; 194) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan sebagai berikut :

1. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh, disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladan Pemimpin

Keteladanan pimpinan sangat besar pengaruhnya dalam kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan panutan oleh bawahannya dan harus memberi contoh yang baik, jujur adil serta sesuai dengan kata dan perbuatan.

3. Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaan, jika kecintaam karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan baik pula.

4. Keadilan

Keadilan merupakan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukumnya akan merangsang terciptanya kedisiplinan yang baik. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

5. Ketegasan

Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada organisasi tersebut.

6. Sanksi Hukuman

Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan perimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Sanksi hukuman hendaknya wajar bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan yang baik pada organisasi tersebut.

7. Waskat

Waskat (Pengawasan Melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif untuk mencegah/mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan menggali sistem kerja yang efektif serta menciptakan sistem internal. Kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan organisasi, karyawan dalam masyarakat.

8. Hubungan Kemanusiaan

Hubungan harmonis diantara semua karyawan baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dapat memotivasi kedisiplinan yang baik bagi karyawan.

2.1.4 Faktor yang Perlu dipertimbangkan dalam Kedisiplinan Kerja

Beberapa indikator kedisiplinan yang dapat dipergunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat kedisiplinan tenaga kerja dalam perusahaan antara lain :

1. Tingkat Absensi Karyawan

Tinggi rendahnya tingkat absensi dalam suatu perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur apakah karyawan di dalam perusahaan tersebut disiplin atau tidak disiplin. Karyawan dinyatakan absen berarti karyawan tersebut tidak hadir di tempat kerjanya, semakin besar tingkat absensi maka akan semakin menyulitkan bagi perusahaan untuk mencapai tingkat produksinya. Untuk dapat mengetahui atau mengukur seberapa besar tingkat absensi dalam suatu perusahaan seperti yang disampaikan oleh Malayu S.P. Hasibuan (2002:51) yaitu :

Tingkat Absensi :

Adapun batas ketidak wajaran absensi dalam perusahaan adalah 5,7% dan bila absensi dari suatu perusahaan telah mencapai di atas 5,7% maka diperlukan perhatian sebab telah melebihi batas kewajaran.

Ada beberapa sebab terjadinya absensi :

a. Sakit

Kalau karyawan tidak masuk karena sakit harus kita maklumi. Namun kalau jumlahnya sangat mencolok sebaiknya diadakan penelitian mengenai penyebabnya, mungkin tekanan moral atau hanya alasan pura-pura sakit.

b. Ijin

Setiap manusia pasti mempunyai keperluan dan kepentingan yang bermacam-macam, hal ini yang menyebabkan karyawan tidak dapat masuk kerja. Dengan demikian harus dimaklumi asal alasannya wajar dan tidak terlalu sering.

c. Alfa

Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa ijin atau sering disebut dengan alfa harus diberikan sanksi. Tetapi dibalik itu semua pihak perusahaan seharusnya tanggap mengapa ada karyawan yang tidak masuk kerja tanpa ijin.

2. Tingkat Perputaran Karyawan atau Labour Turn Over (LTO)

Labour Turn Over (LTO) aliran para karyawan yang masuk dan yang keluar perusahaan. Turn Over berarti semakin sering terjadi penggantian karyawan. Dalam hal ini sedikit banyak akan merugikan perusahaan. Semakin tinggi Labour Turn Over menyebabkan :

a. Biaya latihan yang terbuang sia-sia

b. Banyak kehilangan tenaga kerja yang sudah berpengalaman

c. Tingkat kecelakaan pada karyawan baru biasanya cenderung tinggi.

d. Produksi berkurang karena penggantian karyawan baru

e. Pemborosan waktu dan biaya.

Besarnya Labour Turn Over ini dihitung dengan rumus sebagai berikut. Menurut Melayu S.P. Hasibuan (2002: 53)

LTO =

3. Tingkat Keterlambatan Kerja Karyawan

Tingkat kedisiplinan karyawan juga ditentukan dengan adanya keterlambatan. Adanya keterlambatan kerja kayawan pada umumnya disebakan karena kurangnya rasa tanggung jawab atas pekerjaannya. Misalnya kemalasan atau sering memperpanjang waktu istirahat. Apabila hal ini dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan mereka dalam bekerja dan tanpa ada teguran yang tegas dari pihak peruahaan maka akan mengakibatkan turunnya produktivitas kerja.

4. Seringnya Terjadi Kesalahan dalam Bekerja

Serignya terjadi kesalahan dalam melakukan pekerjaan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor di luar manusia seperti kesalahan sistem material atau kerusakan mesin-mesin. Namun apabila bukan faktor-faktor di atas yang menjadi penyebabnya maka perlu diadakan penelitian terhadap karyawan yang bersangkutan kemungkinan hal ini disebabkan ketidakdisiplinan dan kecerobohan dari karyawan, sehingga tidak ada ketenangan dalam bekerja atau bosan dengan bidang pekerjaan yang dijalani.

5. Adanya Pemogokan

Dengan adanya pemogokan berarti menunjukkan bahwasannya tenaga-tenaga kerja itu tidak mempunyai rasa kedisiplinan. Pemogokan ini merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, kegelisahan dan lain sebagainya yang menyangkut pekerjaan yang pada akhirnya dapat menimbulkan kelumpuhan bagi perusakan dan segala akibatnya. Tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan serta kurang bijaksana, karena hal ini dapat merugikan kedua pihak, baik perusahaan maupun karyawan.

2.1.5 Usaha-usaha Menegakkan Kedisiplinan Kerja Karyawan

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan kerja, antara lain :

a. Menetapkan peraturan dan Tata Tertib Kerja

Dengan adanya peraturan dan tata tertib yang lebih bagus dan mengikat diserta dengan sanksi-sanksi bagi karyawan yang melanggar, dengan harapan sanksi-sanski tersebut akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat dan mempunyai kedisiplinan kerja.

b. Membuat Kondisi Kerja yang baik

Yang dimaksud kondisi yang baik misalnya dengan pengaturan penerangan tempat kerja, pengontrolan terhadap keluar masuknya udara, pengaturan keberhasilan tempat kerja, pengaturan terhadap gaduh dalam pabrik, serta pengaturan tentang keamanan kerja.

c. Mengadakan Pengawasan

Pengawasan ini dilakukan maksud untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan dan ketidaksesuaian. Untuk itu, seorang pengawas harus rutin mengawasi kegiatan dan membantu bawahannya dan memperoleh jalan keluar, sehingga terjadinya pelanggaran terhadap peraturan dapat dihindari.

d. Memenuhi keinginan dan kebetuhan dari karyawan meliputi :

1. Gaji karyawan yang sesuai dengan standart kerja karyawan

2. Tunjangan

3. Hak Cuti

4. Situasi Perusahaan yang Kondusif

e. Menentukan garis wewenang dan tanggung jawab secara jelas dan tegas

Dengan adanya penebtuan wewenang dan tanggung jawab secara jelas kepada masing-masing karywan maka akan menimbulkan suatu penghargaan pada diri karyawan itu sendiri. Dengan demikian akan menaikkan kedisiplinan kerja karyawan yang bersangkutan karena merasa bahwa dirinya benar-benar mempunyai arti dalam perusahaan, tetapi karyawan tersebut juga harus secara sadar dan menghormati peranan hak-hak karyawan yang lain.

2.1.6 Tindakan Pendisiplinan

Perusahaan harus mempunyai peraturan dan tata tertib kerja yang diserta dengan suatu tindakan atau sanksi-sanksi bagi mereka yang melanggar. Sanksi tersebut akan menjadi ancaman bagi karyawan dan dapat mendorong mereka untuk bekerja lebih disiplin. Ancaman yang dierikan bukanlah untuk menghukum, tetapi lebih bertujuan untuk lebih mendidik karyawan agar bekerja dan bertingkahlaku sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh perusahaan. Dalam mengambil tindakan hendaklah perusahaan dapat melakukan dengan seadil-adilnya.

Ada beberaoa tindakan dalam kedisiplinan kerja menurut pendapat Rivianto (1990:241) antara lain :

1. Tindakan Positif

Tindakan tersebut diberikan dengan cara nasehat agar tindakan karyawan lebih baik dari yang sebelumnya dan juga untuk kebaikan di masa yang akan datang.

2. Tindakan negatif

Ada beberapa tindakan negatif antara lain :

a. Memberikan peringatan lisan

Peringatan lisan merupakan tindakan koneksi yang biasanya tidak dimasukkan dalam catatan resmi oleh perusahaan.

b. Memberikan Peringatan terulis

Hal ini dilakukan bila karyawan yang melakukan indisipliner, tidak menhiraukan peringatan lisan. Jadi tindakan selanjutnya diberikan peringat tertulis yakni sebagai bukti bahwa perusahaan memberikan sanksi.

c. Skors Disipliner

Merupakan pemberhentian sementara karena karyawan tidak menghiraukan peringatan-peringatan baik lisan maupun tertulis.

d. Pembebasan Kerja

Hal ini sangat jarang dilakukan, karena biaya pendidikan dan ahli akan menyebabkan kerugian perusahaan.

e. Penurunan Pangkat

Tindakan ini dilakukan ika seorang karyawan tidak bisa melakukan tugas atau tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya.

f. Pemecatan

Pemecatan hanya digunakan untuk pelanggaran-pelanggaran yang cukup berat.

2.1.7 Pengerian Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja menurut pendapat Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah (2003:199) menegaskan bahwa “Produktivitas adalah merupakan hasil akhir yang dicapai di dalamsuatu proses produksi, yang tidak tepat dari efisiensi dan efektivitas dimana efisiensi dapat diukur dengan rasio antara output dan input atau dengan kata lain efisiensi diukur dan diperoleh dari identifikasi hasil kerja”.

Jadi produktifitas kerja adalah jumlah yang dihasilkan dalam jangka waktu terentu dengan mengelola sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yaitu sasaran yang lebih baik dan tergantung pada perkembangan teknologi, alat-alat produksi, organisasi manajemen, syarat-syarat kerja dan faktor-faktor lain yang mendukung jalannya produksi.

Untuk mengukur tingkat produktivitas kerja, menggunakan rumus:

Produktifitas Kerja =

Dimana :

N = Jam kerja

H = Jumlah tenaga kerja

(Melayu S.P. Hasibuan, 2002:93).

2.1.8 Faktor Produktifitas

Faktor-faktor dari Produktivitas sebagai berikut :

1. Semangat kerja karyawan

Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perusahaan harus memiliki karyawan yang mempunyai kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan yang energik dan semangat, karena dengan meningkatnya semangat kerja seorang karyawan akan meningkatkan hasil kerjanya.

2. Kemampuan Kerja Karyawan

Karyawan yang mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang lebih baik akan meningkatkan produktifitas kerja.

3. Pemborosan

Semakin besar pemborosan yang dilakukan oleh karyawan atau pemakaian bahan baku dan waktu maka semakin tidak produktif karyawan tersebut dan itu berpenagruh terhadap produktifitas.

4. Waktu yang Efektif

Pemakaian waktu yang efektif akan mempercepat pencapaian hasil yang maksimal.

2.1.9 Indikator Produktivitas

Beberapa indikator produktivitas yang dapat dipergunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja perusahaan adalah sebagai berikut :

1. SDM (Sumber Daya Manusia)

a. Kualitas

Jumlah tenaga kerja mempengaruhi terhadap produktivitas.

b. Tingkat Keahlian

Tingkat keahlian atau skill karyawan akan sangat menentukan kualitas ataupun kuantitas produk yang dihasilkan.

c. Pendidikan

Dengan bertambahnya tingkat pendidikan, maka ilmu pengetahuan yang mereka peroleh juga akan bertambah, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi dan akhirnya produktifitas kerja menjadi tinggi.

d. Minat

Minat untuk bekerja sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam bekerja.

e. Umur

Faktor usia dapat berpengaruh terhadap kecepatan dan ketepatan dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

f. Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga mempunyai pengaruh terhadap produktivitas. Pada umumnya laki-laki mempunyai produktifitas kerja lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.

g. Kedisiplinan

Kedisiplinan dalam bekerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas, misalnya seorang karyawan kurang berdisiplin dalam bekerja maka pekerjaan yang dilakukan dapat terganggu atau bahkan tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

2. Modal

a. Modal Tetap

Sebagai contoh disini adalah mesin. Apabila mesin mengalami kerusakan, tentu dalam proses produksinya akan terganggu, dengan demikian akan menurunkan produksi yang dihasilkan serta produktivitas kerja akan menurun.

b. Bahan Baku

Semisal dalam pengiriman bahan baku apabila terjadi keterlambatan maka akan dapat mengganggu jalannya aktivitas proses produksi.

3. Lingkungan Kerja (Perusahaan)

a. Kondisi Kerja

Faktor pengaturan kondisi kerja yang baik seperti : penerangan, suhu udara, suara bising, penataan, alat-alat, ruang gerak yang diperlukan dan keamanan kerja akan menunjang ketenangan dan kegairahan kerja karyawan.

b. Sistem Insentif

Pemberian insetif dimaksudkan untuk memberikan upah/gaji yang berbeda karena prestasi kerja yang berbeda pula. Biasanya insentif diberikan kepada karyawan yang mampu menye-lesaikan bidang pekerjaan tertentu melebihi target yang ditentukan perusahaan.

c. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi karyawan atau bawahannya agar bekerja lebih baik dan sesuai yang diinginkan perusahaan.

2.1.10 Hubungan Kedisiplinan Dengan Produktivitas

Melihat kondisi yang demikian maka perusahaan harus mampu menjaga hubungan baik antara tenaga kerja dengan perusahaan seperti memberikan perhatian tenaga kerja dengan perusahaan seperti memberikan perhatian serta pengarahan yang sifatnya mengatur dan tegas. Dengan harapan terealisinya program, kedisiplinan kerja, karena dengan kedisiplinan kerja yang tinggi dapat menghindari tingkat absensi dan tingkat Labour Turn Over (LTO) yang tinggi. Selain itu, perusahaan harus mampu membaca apa yang menjadi problem utama dari karyawan, khususnya karyawan bagian produksi.

Dalam perusahaan yang memiliki kedisiplinan yang tinggi sangat dimungkinkan tingkat produktivitas kerja juga tinggi, sehingga produk yang dihasilkan akan meningkat. Begitu juga sebaliknya, apabila apabila kedisiplinan kerja karyawan yang rendah maka tingkat produktivitas kerja yang rendah, sehingga produk yang dihasilkan menurun. Hal ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh kedisiplinan terhadap produktivitas adalah besar. Dan perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang mampu meningkatkan target produksi dari waktu ke waktu serta mampu membentuk pola karyawan yang berdisiplin tinggi, karena disiplin mempunyai mempunyai peran sentral di dalam membentuk pola kerja dan etos kerja yang efektif.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan hasil ide pemikiran tentang rencana obyek penilitian yang digambarkan dalam bentuk skema yang mencakup variabel yang diteliti sampai dengan renana penggunaan alat analisis untuk menarik kesimpulan. Adapun kerangka pemikiran yang dapat dikemukakan sehubungan dengan disiplin kerja karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja adalah sebagai berikut :

Gambar Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara dari perumusan masalah yang harus diuji kebenarannya dan bukan merupakan suatu hal yang mutlak. Adapun hipotesa yang bisa diuraikan dari rencana penelitian ini adalah :

Ada pengaruh signifikan antara tingkat absensi dan tingkat Labour Turn Over (LTO) aliran para karyawan yang masuk dan yang keluar perusahaan”.

BAB III

METODE PENELITIAN DAN METODE ANALISIS

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penulisan skripsi ini dilakukan pada perusahaan Perusahaan Kembang Api Cap Pendekar Madiun. Adapun letak perusahaan ini bertempat di Desa Demangan Kecamatan Taman Kabupaten Madiun.

3.1.2 Sifat Penelitian

Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian yng bersifat study kasus yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil beberapa elemen, kemudian dari masing-masing elemen kita teliti secara mendalam. Dari hasil penelitian tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil berlaku pada objek yang diteliti.

3.1.3 Data yang dikumpulkan

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh penulis secara langsung dari sumber intern pimpinan, disamping staf lain dengan mengadakan wawancara terstruktur.

Data Primer tersebut meliuti :

1. Data Sejarah Perusahaan

2. Pemasaran

3. Sumber Dana Manusia

4. Keuangan Perusahaan

b. Data Skunder

Yaitu data yang mengutip dari sumber lain/data yang diperoleh dari bukti-bukti berupa tulisan (dokumentasi) pada obyek penelitian yaitu Perusahaan Kembang Api Cap Pendekar Madiun, sebagai pelengkap dalam penyusunan dan penulisan skripsi.

3.1.4 Sumber dan Teknik Pengambilan Data

1. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari Perusahaan Kembang Api Cap Pendekar madiun.

Teknik yang digunakan peneliti untuk mencari data primer adalah dengan menggunakan wawancara.

b. Sumber Data Skunder

Dalam hal ini, data skunde diperoleh dan literature atau buku-buku yang menunjang dan terkait dalam penulisan skripsi ini.

2. Teknik Pengambilan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Metode pengumpulan data tersebut adalah :

a. Field Research/Penelitian Lapangan

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di lapangan guna mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam pembahasan skripsi.

Penelitian lapangan tersebut antara lain :

1. Interview/Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara atau dengan tanya jawab langsung dengan pimpinan atau staf lain dalam perusahaan guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi.

2. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan operasional yang dilakukan leh perusahaan.

3. Dokumentasi

Yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat atau menggunakan arsip, atau catatan kerja (dokumen-dokumen) yang ada hubungannya dengan permasalahan.

4. Questioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan membuat beberapa pertanyaan untuk ditanyakan pada responden.

b. Library Research/Study Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku perpustakaan, literatur, catatan-catatan kuliah serta sasaran lain-lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.2 Metode Analisa Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan alat-alat untuk menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan sekaligus untuk mendapatkan pemecahan masalah. Analisa yang digunakan adalah :

a. Analisa Kualitatif

Yaitu metode atau cara yang digunakan dalam menganalisa data yang berbentuk uraian tentang keterangan berupa kata. Keterangan yang terkumpul kemudian dianalisa dan pada akhirnya disimpulkan secara logika. Dalam penelitian, analisa ini digunakan untuk menerangkan dan menguraikan tentang keadaan perusahaan secara nyata yang tidak menunjuk angka-angka.

b. Analisa kualitatif

Merupakan teknik pengolahan data yang berbentuk angka yang diperoleh dari data-data perusahaan.

Dalam analisa kuantitatif ini peneliti menyampaikan analisa pemecahan masalah yang terjadi dengan memberikan penjelasan teori atas berbagai permasalahan dengan menggunakan analisis statistik dan hasilnya tanpa angka-angka yang menunjukkan ada pengaruh atau tidak. Sehingga dalam analisis kuantitatif ini bersifat sebagai penguat dan pendukung alat analisis yang digunakan :

1. Tingkat Absensi

Tingkat absensi suatu perusahaan dapat diukur atau dihitung dengan menggunakan rumus :

Tingkat Absensi =

H. Melayu S.P. Hasibuan (2002:51).

2. Labour Turn Over (LTO)

Perhitungan tingkat Labour Turn Over (LTO) dalam satu tahun menggunakan rumus sebagai berikut :

LTO =

H. Melayu S.P Hasibuan (2002:53)

3. Tingkat Produktivitas

Tingkat Produktivitas kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Produktifitas Kerja =

Dimana :

N = Jam kerja

H = Jumlah tenaga kerja

H. Melayu S.P. Hasibuan (2002:93).

3.2.1 Rumus yang digunakan

1. Analisa Regresi Linier Berganda

Yaitu analisa yang digunakan untuk mengadakan perhitungan seberapabesar pengaruh variabel satu dengan variael yang lain yaitu variabel observasi dan variabel Labour Turn Over (LTO) dengan variabel produktivitas.

Y = b0 + b1 x1 + b2 x2 + c

Dimana :

Y = Produktivitas

b0 = Konstanta

b1 b2 = Koefisien regresi

x2 = Tingkat Labour Turn Over (LTO)

e = Standar eror

2. Analisa Koefisien Determinasi (R2)

Yaitu analisa yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas (dependent) dengan variabel terikat (independent).

Rumus yang digunakan :

R2 =

Dimana :

R2 = Koefisien Determinasi

x1 = Tingkat absensi

x2 = Tingkat Labour Turn Over (LTO)

y = Produktifitas

b1, b2 = Koefisien regresi

3.2.2 Uji Hipotesa

1. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang nyata dari variabel independent secara parsial terhadap variabel dependent, sehingga dapat mengetahui apakah hipotesis diterima/ ditolak.

Untuk mengetahui kebenaran hasil-hasil yang dinyatakan di dalam hipotesis maka diadakan uji sebagai berikut :

t hitung =

dimana :

Sb = Standar eror/standar deviasi

b = Koefisien regresi

Dari hasil t test dapat ditetapkan batasan sebagai berikut :

Þ Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara variabel absensi dan tingkat Labour Turn Over dengan variabel produktifitas kerja.

Þ Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel absensi dan tingkat Labour Turn Over dengan variabel produktifitas kerja.

Dengan taraf signifikasi 5% (0,05) atau 95%.

2. Uji F

Digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independent dengan variabel dependent secara serempak atau bersama-sama maka digunakan perhitungan Uji F.

Uji F

f =

Dimana :

R2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah tahun dasar

k = Jumlah variabel bebas (x)

PENGARUH ABSENSI DAN LABOUR TURN OVER (LTO)

TERHDAP PRODUKTIVITAS KERJA PERUSAHAAN

KEMBANG API CAP PENDEKAR MADIUN

Oleh :

LAILA RUKHIANA

06412265

Diajukan untuk Menyusun Skripsi Pada

Program Strata Satu (S-1), Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2009

Judul : PENGARUH ABSENSI DAN LABOUR TURN OVER (LTO) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERUSAHAAN KEMBANG API CAP PENDEKAR MADIUN.

Nama : LAILA RUKHIANA

NIM : 06412265

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Manajemen

Pembimbing I

Ponorogo, ………………….

Pembimbing II

Nunung R. Novawati, SE, MM.

Hadi Sumarsono, SE, M.Si.

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Umi Farida, SE. MM



0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa comentnya bro,,,,