4.08.2009

Teknologi Informasi, Inovasi bagi Dunia Pendidikan







Teknologi Informasi,
Inovasi bagi Dunia Pendidikan




KEDUDUKAN DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


PEMBELAJARAN


Penggunaan Teknologi
Informasi (TI) dalam pembelajaran seiring


perkembangan jaman
pertukaran informasi semakin cepat dan instant, sehingga


penggunaan system
tradisional dalam mengajar yang mengandalkan tatap muka antar


guru dan murid akan
menghasilkan pendidikan yang sangat lambat dan tidak seiring


perkembangan jaman.


Sistem tradasional
ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media


komunikasi multi media.
Karena sifat internet yang dapat dihubungkan setiap saat,


artinya siswa dapat
memanfaatkan program-prgram pendidikan yang disediakan di


jaringan Internet kapan
saja sesuai dengan waktu luang mereka, sehingga kendala ruang


dan waktu yang mereka
hadapi untuk mencari sumber belajar dapa teratasi. Kedudukan IT
bagi Pendidikan


Sudah selayaknya
lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera


memperkenalkan dan
memulai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)


sebagai basis
pembelajaran yang lebih mutakhir. Hal ini menjadi penting, mengingat


penggunaan IT merupakan
salah satu faktor penting yang memungkinkan kecepatan


transformasi ilmu
pengetahuan kepada para peserta didik, generasi bangsa ini secara


lebih luas. Dalam
konteks yang lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan


penyelenggararan
pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah


daerah, maupun
masyarakat harus mampu memberikan akses pemahaman dan


penguasaan teknologi
mutakhir yang luas kepada para peserta didik.


Program pembangunan
pendidikan yang terpadu dan terarah yang berbasis teknologi


paling tidak akan
memberikan multiplier effect dan nurturant effect terhadap hampir


semua sisi pembangunan
pendidikan. Sehingga IT berfungsi untuk memperkecil


kesenjangan penguasan
teknologi mutakhir khususunya dalam dunia pendidikan.


Pembangunan pendidikan
berbasis IT setidaknya memberikan dua keuntungan.


Pertama, sebagai
pendorong komunitas pendidikan ( termasuk guru ) untuk lebih


apresiatif dan proaktif
dalam maksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan


kesempatan luas kepada
peserta didik memanfaatkan setiap potensi yang ada dapat


diperoleh dari
sumber-sumber yang tidak terbatas.











Adapun kedudukan IT
dalam pendidikan yang lain adalah :


a. Mempermudah
kerjasama antara pakar dengan mahasiswa,


menghilangkan batasan
ruang, jarak dan waktu.


b. Sharing
Informatioan , sehingga hasil penelitian dapat digunakan


bersama-sama dan
mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan


c. Virtual University,
yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh


orang banyak
Pemanfaatan IT bagi Pendidikan


Pesatnya perkembangan
IT, khususnya internet memungkinkan pengembangan


layanan informasi yang
lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan


perguruan tinggi,
pemanfaatan IT lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu system yang


disebut electronic
university (e-university). Pengembangan e-University bertujuan


untuk mendukung
penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat


memberi pelayanan
informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam


maupun diluar perguruan
tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang


bisa dilaksanakan
melalui internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara on-


line dan materi kuliah
tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan,


sehingga memberikan
informasi bagi yang sulit mendapatkannya karena problem ruang


dan waktu.


Lingkungan Akademis
Pendidikan Indonesia yang mengenal alias sudah akrab


dengan Implikasi IT di
bidang Pendidikan adalah UI dan ITB. Semisalnya UI. Hampir


setiap Fakultas yang
terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat di akses oleh


masyarakat, memberikan
informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena


problema ruang dan
waktu. Hal ini juga tentunya sangat membantu bagi calon


mahasiswa maupun
mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkan informasi


tentang biaya kuliah,
kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya. Contoh


lain adalah Universitas
Swasta Bina Nusantara juga memiliki jaringan Internet yang


sangat mantap, yang
melayakkan mereka mendapatkan penghargaan akademi


pendidikan Indonesia
dengan situs terbaik. Layanan yang disediakan pada situs mereka


dapat dibandingkan
dengan layanan yang disediakan oleh situs-situs pendidikan luar


negeri seperti Institut
Pendidikan California atau Institut Pendidikan Virginia, dan


sebagainya.









Pada tingkat pendidikan
SMU implikasi IT juga sudah mulai dilakukan walau


belum mampu menjajal
dengan implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikan


lanjutan. Di SMU ini
rata-rata penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitas tambahan


dan lagi IT belum
menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. IT belum


menjadi media database
utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang


lainnya. Namun prospek
untuk masa depan, penggunaan IT di SMU cukup cerah. Selain


untuk melayani Institut
pendidikan secara khusus, adapula yang untuk dunia pendidikan


secara umum di
indonesia. Ada juga layanan situs internet yang menyajikan kegiatan


sistem pendidikan di
indonesia. situs ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang


berhubungan dengan
perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan


sumber umum serta
jaringan komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para


pendidik dan para
peminat lainnya. Tujuan utama dari situs ini adalah sebagai wadah


untuk saling
berhubungan yang dapat menampung semua sektor utama pendidikan.


Disamping lingkungan
pendidikan, misalnya pada kegiatan penelitian kita dapat


memanfaatkan internet
guna mencari bahan atau pun data yang dibutuhkan untuk


kegiatan tersebut
melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna


pada saat kita
membutuhkan artikel, jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan.
Inisiatif-


inisiatif penggunaan IT
dan Internet di luar institusi pendidikan formal tetapi masih


berkaitan dengan
lingkungan pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah


satu inisiatif yang
sekarang sudah ada adalah situs penyelenggara “Komunitas
Sekolah


Indonesia”. Situs
yang menyelenggarakan kegiatan tersebut contohnya plasa.com dan


smu-net.com


Pengembangan dan
penerapan IT juga bermafaat untuk pendidikan dalam


kaitannya dengan
peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu


aspeknya adalah kondisi
geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang


berpencar-pencar dan
kontur permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat,


biasanya diajukan untuk
menjagokan pengembangan dan penerapan IT untuk


pendidikan. IT sangat
mampu dan dijagokan agar menjadi fsasilitator utama untuk


meratakan pendidikan di
bumi nusantara, sebab IT yang mengandalkan kemampuan


pembelajaran jarak
jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Demi


penggapaian
daerah-daerah yang sulit tentunya penerapan ini agar dilakukan
sesegera


mungkin di Indonesia.









Adapun manfaat IT bagi
bidang pendidikan yang lain adalah :


a. Akses ke
perpustakaan


b. Akses ke pakar


c. Melaksanakan kuliah
secara on line


d. Menyediakan layanan
informasi akademik suatu institusi pendidikan


e. Menyediakan
fasilitas mesin pencari data


f. Menyediakan
fasilitas diskusi


g. Menyediakan
fasilitas direktori alumni dan sekolah


h. Menyediakan
fasilitas kerjasama





PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
DI ERA GLOBALISASI


Kemajuan teknologi
dewasa ini dan di masa-masa yang akan datang terutama di


bidang informasi dan
komunikasi telah menyebabkan dunia ini menjadi sempit


cakupannya. Interaksi
antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya baik yang


disengaja maupun yang
tidak disengaja menjadi semakin intensif. Demikian juga yang


terjadi di Indonesia
dan negara-negara di dunia globalisasi sebagai sesuatu yang tidak


bisa dihindari.


Pada era globalisasi,
ada kecenderungan yang kuat terjadinya proses


universalisasi yang
melanda seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu implikasi


penyeragaman terlihat
dengan munculnya gaya hidup global seperti: makanan, pakaian


dan musik. Anak-anak
kecil yang telah mengenal film-film kartun dari berbagai negara,


kita yang sudah
mengenal berbagai jenis makanan dari berbagai bangsa, demam mode


dunia yang melanda
semua negara adalah contoh nyata bahwa pengaruh global mengalir


tanpa terbendung di
negara kita.


Banyak hal yang perlu
dicermati agar sebagai bangsa kita tidak tertinggal oleh


hal-hal baru yang
terjadi secara global sehingga kita bisa beradaptasi dengan negara-


negara di dunia. Di
sisi lain kita juga harus punya filter yang kuat agar pengaruh


globalisasai yang
negatif tidak menggaanggu kehidupan bangsa kita yang menjunjung


tinggi budi pekerti
dan memiliki budaya yang luhur. Hal ini penting agar kita bisa


menjadi bangsa yang
bermartabat tanpa harus ketinggalan dengan negara-negara lain.


Di bidang pendidikan,
peran guru untuk mendidik peserta didik menjadi


manusia yang selalu
mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya


sangat penting dalam
menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Guru dituntut menjadi


pendidik yang bisa
menjembatani kepentingan-kepentingan itu. Tentu saja melalui


usaha-usaha nyata yang
bisa diterapkan dalam mendidik pesera didiknya.






DUNIA PENDIDIKAN
KONVENSIONAL INDONESIA


Secara umum Dunia
Pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi


wacana yang publik di
Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai


kalangan baik yang
bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan


pendidikan. Namun
demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah


menjadi perhatian.
Upaya-upaya peningkatan kualitas mutu serta kuantitas yang


membawa nama pendidikan
telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat


ini kita belum melihat
hasil dari usaha tersebut.


e-Education, istilah
ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education


(Electronic Education)
ialah istilah penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internet


membuka sumber
informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber


informasi bukan menjadi
masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber


informasi yang mahal
harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan


bagaimana kualitasnya?)
Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk


mengakses perpustakaan
di Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak


cerita tentang
pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar


informasi atau tanya
jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa


adanya Internet banyak
tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang


lebih banyak untuk
diselesaikan.


Ketidakefektifan adalah
kata yang paling cocok untuk sistem ini, sebab seiring


dengan perkembangan
zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan,


namun institut yang
masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang


sekolah tinggi kita
anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak


seiring dengan
perkembangan IT. Sistem konvensional ini seharusnya sudah


ditinggalkan sejak
ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet


yang dapat dihubungi
setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program


pendidikan yang
disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai dengan waktu luang


mereka sehingga kendala
ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari sumber


belajar dapat teratasi.
Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi,


multimedia, dan
informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu


ketinggalan jaman.









Contoh-contoh IT Dalam
Dunia Pendidikan


Arti IT bagi dunia
pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana


yang dapat dipakai
untuk menyiarkan program pendidikan. Namun hal Pemanfaatan IT


ini di Indonesia baru
memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan


pengembangan dan
penerapan IT untuk pendidikan memasuki milenium ketiga ini.


Padahal penggunaan IT
ini telah bukanlah suatu wacana yang asing di negeri yang


sudah maju. Berikut ini
ialah sampel-sampel dari luar negeri hasil revolusi dari sistem


pendidikan yang
berhasil memanfaatkan Teknologi Informasi untuk menunjang proses


pembelajaran mereka:


1. Sekolah Dasar (SD)
River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada, merupakan


contoh tentang apa yang
bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun dengan visi


khusus: sekolah harus
bisa membuat murid memasuki era informasi instan


dengan penuh keyakinan.
Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk


berhubungan dengan
seluruh jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah fakta


tentang kehidupan.
Sekolah ini bahkan tidak memiiki ensiklopedia dalam bentuk


cetakan. Di seluruh
perpustakaan, referensinya disimpan di dalam disket video


interktif dan
CD-ROM-bisa langsung diakses oleh siapa saja, dan dalam


berbagai bentuk:
sehingga gambar dan fakta bisa dikombinasikan sebelum


dicetak;foto bisa
digabungkan dengan informasi.


2. SMU Lester B.
Pearson di Kanada merupakan model lain dari era komputer ini.


Sekolah ini memiliki
300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memiliki


angka putus sekolah
yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-rata


nasional sebesar 30%


3. Prestasi lebih
spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus di


Union City, New Jersey.
Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu rendah,


dan jumlah murid absen
dan putus sekolah begitu tinggi hingga negara bagian


memutuskan untuk
mengambil alih. Lebih dari 99% murid berasal dari keluarga


yang menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua











IT Sebagai Media
Pembelajaran Multimedia


Kerjasama antar pakar
dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan


secara fisik dapat
dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana


atau berjalan jauh
menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang pakar untuk


mendiskusikan sebuah
masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan


mengirimkan email.
Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar


menukar data melalui
Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file


sharring dan mailing
list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi dapat


berdiskusi masalah
teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas terkemuka


di pulau Jawa.
Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen


yang terbaik di
Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi


masalah lagi.


Sharing information
juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar


penelitian tidak
berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan
tinggi


dan lembaga penelitian
dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses


pengembangan ilmu dan
teknologi. Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru


bagi Internet. Virtual
university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat


menyediakan pendidikan
yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya


dilakukan dalam kelas
biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu


kelas? Jumlah peserta
mungkin hanya dapat diisi 40 - 50 orang. Virtual university dapat


diakses oleh siapa
saja, darimana saja. Penyedia layanan Virtual University ini adalah


www.ibuteledukasi.com .
Mungkin sekarang ini Virtual University layanannya belum


efektif karena
teknologi yang masih minim. Namun diharapkan di masa depan Virtual


University ini dapat
menggunakan teknologi yang lebih handal semisal Video


Streaming yang dimasa
mendatang akan dihadirkan oleh ISP lokal, sehingga tercipta


suatu sistem belajar
mengajar yang efektif yang diimpi-impikan oleh setiap ahli IT di


dunia Pendidikan.
Virtual School juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu


dasawarsa ke depan.


Bagi Indonesia,
manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi


alasan yang kuat untuk
menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan.


Untuk merangkumkan
manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia: Akses ke


perpustakaan, akses ke
pakar, melaksanakan kegiatan kuliah secara online,









menyediakan layanan
informasi akademik suatu institusi pendidikan, menyediakan


fasilitas mesin pencari
data, menyediakan fasilitas diskusi, menyediakan fasilitas


direktori alumni dan
sekolah, menyediakan fasilitas kerjasama, dan lain - lain.
Kendala-Kendala Pengimplikasian di Indonesia


Jika memang IT dan
Internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita


gunakan secepatnya.
Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan IT


dan Internet belum
dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah


Indonesia masih patut
dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu penyebab utama adalah


kurangnya ketersediaan
sumber daya manusia, proses transformasi teknologi,


infrastruktur
telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah


infrastruktur hukum
yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup


memadai untuk menampung
perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan


ini. Sebab perlu
diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di


Indonesia. Selain itu
masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur


teknologi
telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat


terselenggaranya IT
untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia


masih rendah. Biaya
penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan


telepon masih belum
tersedia di berbagai tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu


dipikirkan akses ke
Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu


tempat akses Internet
dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus,


sekolahan, dan bahkan
melalui warung Internet.Hal ini tentunya dihadapkan kembali


kepada pihak pemerintah
maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga


kepada pemerintah.
Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan


regulasi yang kondusif
bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun sementara


pemerintah sendiri
masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan


pendidikan. Saat ini
baru Institut-institut pendidikan unggulan yang memiliki fasilitas


untuk mengakses
jaringan IT yang memadai. Padahal masih banyak institut-institut


pendidikan lainnya yang
belum diperlengkapi dengan fasilitas IT.









E-LEARNING SEBAGAI
SOLUSI PERMASALAHN PENDIDIKAN


INDONESIA


IT atau Information
Technology memberikan kontribusi yang luar biasa dalam


hal penyebaran materi
Informasi ke seluruh belahan dunia. IT merupakan suatu alat


Globalisator yang luar
biasa – salah satu instrumen vital untuk memicu time-space


compression
(menyusutnya ruang dan waktu), karena kontaknya yang tidak bersifat


fisik dan individual,
maka ia bersifat massal dan melibatkan ribuan orang. Hanya


dengan berada di depan
komputer yang terhubung dengan internet, seseorang bisa


terhubung ke dunia
virtual global untuk ‘bermain’ informasi dengan ribuan
komputer


penyedia informasi yang
dibutuhkan, yang juga terhubung ke internet pada saat itu.


Perkembangan IT yang
sedemikian pesat tersebut menciptakan kultur baru bagi


semua orang di seluruh
dunia. Dunia pendidikan pun tak luput dari sentuhannya.


Integrasi teknologi
informasi ke dalam duina pendidikan telah menciptakan pengaruh


besar. Dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, mutu dan efisiensi


pendidikan dapat
ditingkatkan.


Di tengah kemelut dunia
pendidikan Indonesia yang tak kunjung selesai,


kehadiran teknologi
informasi menjadi satu titik cerah yang diharapkan mampu


memberi sumbangan
berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan. saat ini mutu


pendidikan Indonesia
masih sangat rendah. Laporan tahunan Human development Index


UNDP tahun 2004
menempatkan Indonesia pada posisi 111 dari 175 negara. Adapun


hasil survai tentang
kualitas pendidikan di Asia yang dilakukan oleh PERC (The


Political and Economic
Risk Country), Indonesia berada pada posisi 12 atau yang


terendah (Suara karya,
18 desember 2004). Peringkat ini sepertinya tidak mengalami


pergeseran jauh pada
saat sekarang ini mengingat problematika pendidikan yang masih


saja belum berubah.


Salah satu produk
integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan


adalah e-learning atau
elektronik learning. Saat ini e-Learning mulai mengambil


perhatian banyak pihak,
baik dari kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun


industri. Di institusi
pendidikan tinggi misalnya, e-Learning telah membuka cakrawala


baru dalam proses
belajar mengajar. Sedangkan di lingkungan industri, e-Learning


dinilai mampu membantu
proses dalam meningkatkan kompetensi pegawai atau sumber


daya manusia. Dari
dunia akademis metode pembelajaran ini sudah mulai banyak


diterapkan dan
dikembangkan. Ambil contoh penerapan e-Learning di kampus ITB,


IPB, UI, Unpad,
Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Malang, dan universitas









lainnya baik negeri
maupun swasta, seperti Universitas Bina Nusantara (Ubinus)


Jakarta.


E-learning pada
hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang


dituang dalam format
digital dan disajikan melalui teknologi informasi. Secara ringkas,


Anwas (2005) menyatakan
e-larning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar


secara konvensional,
hanya saja dipindahkan ke dalam system digital melalui internet.


Keunggulan-keunggulan
e-learning yang paling menonjol adalah efisiensinya dalam


penggunaan waktu dan
ruang. Seperti telah disebutkan di atas, pendidikan berbasis


teknologi informasi
cenderung tidak lagi tergantung pada ruang dan waktu. Tak ada


halangan berarti untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar lintas daerah, bahkan


lintas negara melalui
e-learning. Dengan e-learning pengajar dan siswa tidak lagi selalu


harus bertatap muka
dalam ruang kelas pada waktu bersamaan.


Dengan sifatnya yang
tidak tergantung pada ruang dan waktu, e-learning


memiliki keunggulan
lain yakni memungkinkan akses ke pakar yang tak terhalang


waktu dan tak tidak
memerlukan biaya mahal. Seorang pelajar di daerah dapat belajar


langsung dari pakar di
pusat melalui fasilitas internet chatting atau mengakomodir suara


dan bahkan gambar
realtime. Dengan e-learning, sekolah-sekloah dengan mudah dapat


melakukan kerjasama
saling menguntungkan melalui program kemitraan. Dengan


demikian sekolah yang
lebih maju dapat membantu sekolah yang belum maju sehingga


dapat diupayakan adanya
pemerataan mutu pendidikan. Satu lagi keunggulan e-learning


tentunya adalah
ketesediaan informasi yang melimpah dari sumber-sumber di seluruh


dunia. Dengan
menggunakan internet sebagi media pembelajaran akan didapatkan


sumber informasi untuk
pengayaan materi yang jumlahnya sangat tak terbatas.


Model pembelajaran
e-learning dengan segala keunggulan di atas akan sangat


membantu dunia
pendidikan Indonesia. e-learning dapat menjadi alternatif cara


peningkatan mutu
pendidikan Indonesia dan melakukan upaya pemerataan di seluruh


wilayah Indonesia.
sudah menjadi pengetahuan umum bahwa penyebaran mutu


pendidikian di
Indonesia belum merata. Ada kesenjangan cukup jauh antara satu


wilayah dengan wilayah
lain. Pendidikan di pulau jawa dan Sumatera (Indonesia bagian


barat) cederung lebh
maju dari Indonesia bagian timur. Kesenjangan seperti ini haruslah


mendapatkan perhatian
yang serius dari pemerintah. E-learning dapat menjadi solusi


kreatif bagi
pemerintah.


Karena masih
diperlukannya pengembangan, maka masih diperlukan fokus


perhatian akan
e-Learning ini. Khusus dari sisi regulasi, perlu diamati sudah
seberapa









jauh peranan regulasi
dari pemerintah atau departemen terkait dalam mendukung


terealisasinya dukungan
e-Learning dalam proses pendidikan di Tanah Air. Hingga saat


ini Inedonesia sudah
memiliki Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional
pasal 31 dan SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang PTJJ. Di


mana secara lebih
spesifik UU ini mengizinkan penyelenggara pendidikan di Indonesia


untuk melaksanakan
pendidikan melalui cara PTJJ dengan memanfaatkan teknologi


informasi.


Regulasi ini diperlukan
untuk melindungi minat belajar masyarakat dari


malpraktik
penyelenggaraan pendidikan. Selain itu juga menyiapkan rambu-rambu


dalam pengembangan
e-Learning sepatutnya, dan tidak hanya untuk melindungi dari


malpraktik tapi juga
untuk mengantisipasi tantangan masa depan e-Learning.


Undang-undang yang
mengakomodasi e-Learning itu di antaranya UU nomor 20


tahun 2003 tentang
pendidikan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan


pengaturan pemerintah
lebih lanjut untuk mandapatkan jaminan kualitas dalam e-


Learning, termasuk di
dalamnya sistem akreditasi dan asesmen yang efektif.


Sementara pemerintah
akan mengeluarkan kebijakan mengenai e-Learning


untuk memenuhi target
26 juta tenaga ahli di bidang TI tahun ini. Untuk sementara


ketersediaannya
diprediksi baru sekitar 10 juta orang. Pemerintah juga mencatat dari


sisi kesiapan
infrastruktur TI seperti komputer, posisi Indonesia masih sangat
rendah,


yaitu di peringkat 59
dari sejumlah 64 negara yang tercatat dalam Economist


Intelligence. Kebijakan
e-Learning tersebut akan terangkum dalam Cetak Biru Peranan


Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Tatanan Sistem Pendidikan Dasar dan


Menengah


Mengambil pelajaran
dari negara lain seperti Taiwan, lembaga-lembaga tinggi


negara mereka telah
memberikan dukungan yang cukup besar dalam e-Learning. Hal


tersebut dibuktikan
dengan keberadaan The Office of e-Learning National Project dan


Association of
E-Learning. Salah satu permasalahan yang dihadapi institusi akademis
di


negara berkembang,
khususnya negara yang memiliki jumlah populasi yang besar, area


geografis yang luas,
juga multietnis adalah ketidakseimbangan dalam menangani


kegiatan akademik.
Konsekuensi logisnya adalah ketidakseimbangan kualitas akademik


dan selanjutnya akan
mempengaruhi daya saing bangsa di era global.


Urgensi penerapan
e-learning di Indonesia juga terkait dengan keterbatasan


akses pendidikan
berkualitas dari sisi jumlah institusi pendidikan dan jumlah siswa,









kecenderungan makin
meningkatnya pengguna internet, kendala geografis, juga aspek


long-life learning
opportunity.


Tujuan umum
pembelajaran jarak jauh menggunakan e-Learning di Indonesia


adalah agar tersedia
akses belajar dan perbaikan kesamaan kesempatan belajar pada


semua pembelajar.
Selain itu juga untuk memperkuat dan memperdalam pengertian


terhadap ilmu
pengetahuan, memperluas cakrawala dan memperkaya keberagaman


subjek pengetahuan, dan
memperbaiki efektivitas proses belajar.


Sebuah studi yang
dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Diten Dikti


) RI (2003) menunjukkan
bahwa sub sektor pendidikan tinggi terdiri dari 82 perguruan


tinggi negeri (PTN) dan
lebih dari 2.236 perguruan tinggi swasta (PTS). PTN


menampung 1 juta
mahasiswa dan sekitar 2 juta mahasiswa berada di PTS. Bagian yang


lebih kecil dari
populasi mahasiswa, sekitar 200.000 mahasiswa berada di perguruan


tinggi agama dan
institusi pendidikan professional. Tingkat partisipasi di pendidikan


tinggi masih rendah
(sekitar 12,8 %) dibandingkan dengan negara berkembang lainnya


di lingkup regional,
seperti Filipina (32%) dan Thailand (30%).


Kendala-kendala :


Manfaat IT di bidang
pendidikan memang menggiurkan bagi kaum akademisi yang


haus akan informasi,
juga bagi mereka yang hendak memobilisasi bangsa Indonesia


agar lebih maju lagi
dalam bidang ini. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang


menyebabkan IT dan
Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Pemerintah


memang masih perlu
mempersiapkan banyak hal untuk ini.


Salah satu kendala
utamanya : kurangnya ketersediaan sumber daya manusia


untuk melakukan proses
transformasi teknologi, dan menyediakan infrastruktur


telekomunikasi beserta
perangkat hukumnya yang mengaturnya. Dalam hal perangkat


hukumnya, yang menjadi
pertanyaan dilematis adalah, “apakah infrastruktur hukum


yang melandasi
operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung


perkembangan baru
berupa penerapan IT untuk pendidikan gaya baru ini?”, Sedangkan


Cyberlaw yang menjadi
senjata untuk menjerat pelaku kriminalitas di dunia maya tidak


terdengar “kabarnya”.


Selain itu masih
terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi


telekomunikasi,
multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya


IT untuk pendidikan
sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah.


Biaya penggunaan jasa
telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih


belum tersedia di
berbagai tempat di Indonesia. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke









Internet tanpa melalui
komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet


dapat diperlebar
jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolah, bahkan melalui


warung Internet. Hal
ini tentunya diperhadapkan kembali kepada kesiapan pihak


pemerintah maupun pihak
swasta; Yang pada akhirnya pemerintahlah yang memegang


kunci keberhasilan
penerapannya. Sebab pemerintah merupakan pihak yang dapat


menciptakan iklim
kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang


pendidikan. Namun
sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk


mengalokasikan dana
untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru Institut-institut


pendidikan unggulan
yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan IT yang


memadai. Padahal masih
banyak institut-institut pendidikan lainnya yang belum


diperlengkapi dengan
fasilitas IT.



0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa comentnya bro,,,,