Teknologi Informasi,
Inovasi bagi Dunia Pendidikan
KEDUDUKAN DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
PEMBELAJARAN
Penggunaan Teknologi
Informasi (TI) dalam pembelajaran seiring
perkembangan jaman
pertukaran informasi semakin cepat dan instant, sehingga
penggunaan system
tradisional dalam mengajar yang mengandalkan tatap muka antar
guru dan murid akan
menghasilkan pendidikan yang sangat lambat dan tidak seiring
perkembangan jaman.
Sistem tradasional
ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media
komunikasi multi media.
Karena sifat internet yang dapat dihubungkan setiap saat,
artinya siswa dapat
memanfaatkan program-prgram pendidikan yang disediakan di
jaringan Internet kapan
saja sesuai dengan waktu luang mereka, sehingga kendala ruang
dan waktu yang mereka
hadapi untuk mencari sumber belajar dapa teratasi. Kedudukan IT
bagi Pendidikan
Sudah selayaknya
lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera
memperkenalkan dan
memulai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
sebagai basis
pembelajaran yang lebih mutakhir. Hal ini menjadi penting, mengingat
penggunaan IT merupakan
salah satu faktor penting yang memungkinkan kecepatan
transformasi ilmu
pengetahuan kepada para peserta didik, generasi bangsa ini secara
lebih luas. Dalam
konteks yang lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan
penyelenggararan
pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, maupun
masyarakat harus mampu memberikan akses pemahaman dan
penguasaan teknologi
mutakhir yang luas kepada para peserta didik.
Program pembangunan
pendidikan yang terpadu dan terarah yang berbasis teknologi
paling tidak akan
memberikan multiplier effect dan nurturant effect terhadap hampir
semua sisi pembangunan
pendidikan. Sehingga IT berfungsi untuk memperkecil
kesenjangan penguasan
teknologi mutakhir khususunya dalam dunia pendidikan.
Pembangunan pendidikan
berbasis IT setidaknya memberikan dua keuntungan.
Pertama, sebagai
pendorong komunitas pendidikan ( termasuk guru ) untuk lebih
apresiatif dan proaktif
dalam maksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan
kesempatan luas kepada
peserta didik memanfaatkan setiap potensi yang ada dapat
diperoleh dari
sumber-sumber yang tidak terbatas.
Adapun kedudukan IT
dalam pendidikan yang lain adalah :
a. Mempermudah
kerjasama antara pakar dengan mahasiswa,
menghilangkan batasan
ruang, jarak dan waktu.
b. Sharing
Informatioan , sehingga hasil penelitian dapat digunakan
bersama-sama dan
mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan
c. Virtual University,
yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh
orang banyak
Pemanfaatan IT bagi Pendidikan
Pesatnya perkembangan
IT, khususnya internet memungkinkan pengembangan
layanan informasi yang
lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan
perguruan tinggi,
pemanfaatan IT lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu system yang
disebut electronic
university (e-university). Pengembangan e-University bertujuan
untuk mendukung
penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat
memberi pelayanan
informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam
maupun diluar perguruan
tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang
bisa dilaksanakan
melalui internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara on-
line dan materi kuliah
tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan,
sehingga memberikan
informasi bagi yang sulit mendapatkannya karena problem ruang
dan waktu.
Lingkungan Akademis
Pendidikan Indonesia yang mengenal alias sudah akrab
dengan Implikasi IT di
bidang Pendidikan adalah UI dan ITB. Semisalnya UI. Hampir
setiap Fakultas yang
terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat di akses oleh
masyarakat, memberikan
informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena
problema ruang dan
waktu. Hal ini juga tentunya sangat membantu bagi calon
mahasiswa maupun
mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkan informasi
tentang biaya kuliah,
kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya. Contoh
lain adalah Universitas
Swasta Bina Nusantara juga memiliki jaringan Internet yang
sangat mantap, yang
melayakkan mereka mendapatkan penghargaan akademi
pendidikan Indonesia
dengan situs terbaik. Layanan yang disediakan pada situs mereka
dapat dibandingkan
dengan layanan yang disediakan oleh situs-situs pendidikan luar
negeri seperti Institut
Pendidikan California atau Institut Pendidikan Virginia, dan
sebagainya.
Pada tingkat pendidikan
SMU implikasi IT juga sudah mulai dilakukan walau
belum mampu menjajal
dengan implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikan
lanjutan. Di SMU ini
rata-rata penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitas tambahan
dan lagi IT belum
menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. IT belum
menjadi media database
utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang
lainnya. Namun prospek
untuk masa depan, penggunaan IT di SMU cukup cerah. Selain
untuk melayani Institut
pendidikan secara khusus, adapula yang untuk dunia pendidikan
secara umum di
indonesia. Ada juga layanan situs internet yang menyajikan kegiatan
sistem pendidikan di
indonesia. situs ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang
berhubungan dengan
perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan
sumber umum serta
jaringan komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para
pendidik dan para
peminat lainnya. Tujuan utama dari situs ini adalah sebagai wadah
untuk saling
berhubungan yang dapat menampung semua sektor utama pendidikan.
Disamping lingkungan
pendidikan, misalnya pada kegiatan penelitian kita dapat
memanfaatkan internet
guna mencari bahan atau pun data yang dibutuhkan untuk
kegiatan tersebut
melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna
pada saat kita
membutuhkan artikel, jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan.
Inisiatif-
inisiatif penggunaan IT
dan Internet di luar institusi pendidikan formal tetapi masih
berkaitan dengan
lingkungan pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah
satu inisiatif yang
sekarang sudah ada adalah situs penyelenggara “Komunitas
Sekolah
Indonesia”. Situs
yang menyelenggarakan kegiatan tersebut contohnya plasa.com dan
smu-net.com
Pengembangan dan
penerapan IT juga bermafaat untuk pendidikan dalam
kaitannya dengan
peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu
aspeknya adalah kondisi
geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang
berpencar-pencar dan
kontur permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat,
biasanya diajukan untuk
menjagokan pengembangan dan penerapan IT untuk
pendidikan. IT sangat
mampu dan dijagokan agar menjadi fsasilitator utama untuk
meratakan pendidikan di
bumi nusantara, sebab IT yang mengandalkan kemampuan
pembelajaran jarak
jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Demi
penggapaian
daerah-daerah yang sulit tentunya penerapan ini agar dilakukan
sesegera
mungkin di Indonesia.
Adapun manfaat IT bagi
bidang pendidikan yang lain adalah :
a. Akses ke
perpustakaan
b. Akses ke pakar
c. Melaksanakan kuliah
secara on line
d. Menyediakan layanan
informasi akademik suatu institusi pendidikan
e. Menyediakan
fasilitas mesin pencari data
f. Menyediakan
fasilitas diskusi
g. Menyediakan
fasilitas direktori alumni dan sekolah
h. Menyediakan
fasilitas kerjasama
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
DI ERA GLOBALISASI
Kemajuan teknologi
dewasa ini dan di masa-masa yang akan datang terutama di
bidang informasi dan
komunikasi telah menyebabkan dunia ini menjadi sempit
cakupannya. Interaksi
antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya baik yang
disengaja maupun yang
tidak disengaja menjadi semakin intensif. Demikian juga yang
terjadi di Indonesia
dan negara-negara di dunia globalisasi sebagai sesuatu yang tidak
bisa dihindari.
Pada era globalisasi,
ada kecenderungan yang kuat terjadinya proses
universalisasi yang
melanda seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu implikasi
penyeragaman terlihat
dengan munculnya gaya hidup global seperti: makanan, pakaian
dan musik. Anak-anak
kecil yang telah mengenal film-film kartun dari berbagai negara,
kita yang sudah
mengenal berbagai jenis makanan dari berbagai bangsa, demam mode
dunia yang melanda
semua negara adalah contoh nyata bahwa pengaruh global mengalir
tanpa terbendung di
negara kita.
Banyak hal yang perlu
dicermati agar sebagai bangsa kita tidak tertinggal oleh
hal-hal baru yang
terjadi secara global sehingga kita bisa beradaptasi dengan negara-
negara di dunia. Di
sisi lain kita juga harus punya filter yang kuat agar pengaruh
globalisasai yang
negatif tidak menggaanggu kehidupan bangsa kita yang menjunjung
tinggi budi pekerti
dan memiliki budaya yang luhur. Hal ini penting agar kita bisa
menjadi bangsa yang
bermartabat tanpa harus ketinggalan dengan negara-negara lain.
Di bidang pendidikan,
peran guru untuk mendidik peserta didik menjadi
manusia yang selalu
mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya
sangat penting dalam
menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Guru dituntut menjadi
pendidik yang bisa
menjembatani kepentingan-kepentingan itu. Tentu saja melalui
usaha-usaha nyata yang
bisa diterapkan dalam mendidik pesera didiknya.
DUNIA PENDIDIKAN
KONVENSIONAL INDONESIA
Secara umum Dunia
Pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi
wacana yang publik di
Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai
kalangan baik yang
bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan
pendidikan. Namun
demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah
menjadi perhatian.
Upaya-upaya peningkatan kualitas mutu serta kuantitas yang
membawa nama pendidikan
telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat
ini kita belum melihat
hasil dari usaha tersebut.
e-Education, istilah
ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education
(Electronic Education)
ialah istilah penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internet
membuka sumber
informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber
informasi bukan menjadi
masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber
informasi yang mahal
harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan
bagaimana kualitasnya?)
Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk
mengakses perpustakaan
di Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak
cerita tentang
pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar
informasi atau tanya
jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa
adanya Internet banyak
tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang
lebih banyak untuk
diselesaikan.
Ketidakefektifan adalah
kata yang paling cocok untuk sistem ini, sebab seiring
dengan perkembangan
zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan,
namun institut yang
masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang
sekolah tinggi kita
anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak
seiring dengan
perkembangan IT. Sistem konvensional ini seharusnya sudah
ditinggalkan sejak
ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet
yang dapat dihubungi
setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program
pendidikan yang
disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai dengan waktu luang
mereka sehingga kendala
ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari sumber
belajar dapat teratasi.
Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi,
multimedia, dan
informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu
ketinggalan jaman.
Contoh-contoh IT Dalam
Dunia Pendidikan
Arti IT bagi dunia
pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana
yang dapat dipakai
untuk menyiarkan program pendidikan. Namun hal Pemanfaatan IT
ini di Indonesia baru
memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan
pengembangan dan
penerapan IT untuk pendidikan memasuki milenium ketiga ini.
Padahal penggunaan IT
ini telah bukanlah suatu wacana yang asing di negeri yang
sudah maju. Berikut ini
ialah sampel-sampel dari luar negeri hasil revolusi dari sistem
pendidikan yang
berhasil memanfaatkan Teknologi Informasi untuk menunjang proses
pembelajaran mereka:
1. Sekolah Dasar (SD)
River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada, merupakan
contoh tentang apa yang
bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun dengan visi
khusus: sekolah harus
bisa membuat murid memasuki era informasi instan
dengan penuh keyakinan.
Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk
berhubungan dengan
seluruh jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah fakta
tentang kehidupan.
Sekolah ini bahkan tidak memiiki ensiklopedia dalam bentuk
cetakan. Di seluruh
perpustakaan, referensinya disimpan di dalam disket video
interktif dan
CD-ROM-bisa langsung diakses oleh siapa saja, dan dalam
berbagai bentuk:
sehingga gambar dan fakta bisa dikombinasikan sebelum
dicetak;foto bisa
digabungkan dengan informasi.
2. SMU Lester B.
Pearson di Kanada merupakan model lain dari era komputer ini.
Sekolah ini memiliki
300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memiliki
angka putus sekolah
yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-rata
nasional sebesar 30%
3. Prestasi lebih
spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus di
Union City, New Jersey.
Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu rendah,
dan jumlah murid absen
dan putus sekolah begitu tinggi hingga negara bagian
memutuskan untuk
mengambil alih. Lebih dari 99% murid berasal dari keluarga
yang menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua
IT Sebagai Media
Pembelajaran Multimedia
Kerjasama antar pakar
dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan
secara fisik dapat
dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana
atau berjalan jauh
menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang pakar untuk
mendiskusikan sebuah
masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan
mengirimkan email.
Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar
menukar data melalui
Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file
sharring dan mailing
list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi dapat
berdiskusi masalah
teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas terkemuka
di pulau Jawa.
Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen
yang terbaik di
Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi
masalah lagi.
Sharing information
juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar
penelitian tidak
berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan
tinggi
dan lembaga penelitian
dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses
pengembangan ilmu dan
teknologi. Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru
bagi Internet. Virtual
university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat
menyediakan pendidikan
yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya
dilakukan dalam kelas
biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu
kelas? Jumlah peserta
mungkin hanya dapat diisi 40 - 50 orang. Virtual university dapat
diakses oleh siapa
saja, darimana saja. Penyedia layanan Virtual University ini adalah
www.ibuteledukasi.com .
Mungkin sekarang ini Virtual University layanannya belum
efektif karena
teknologi yang masih minim. Namun diharapkan di masa depan Virtual
University ini dapat
menggunakan teknologi yang lebih handal semisal Video
Streaming yang dimasa
mendatang akan dihadirkan oleh ISP lokal, sehingga tercipta
suatu sistem belajar
mengajar yang efektif yang diimpi-impikan oleh setiap ahli IT di
dunia Pendidikan.
Virtual School juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu
dasawarsa ke depan.
Bagi Indonesia,
manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi
alasan yang kuat untuk
menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan.
Untuk merangkumkan
manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia: Akses ke
perpustakaan, akses ke
pakar, melaksanakan kegiatan kuliah secara online,
menyediakan layanan
informasi akademik suatu institusi pendidikan, menyediakan
fasilitas mesin pencari
data, menyediakan fasilitas diskusi, menyediakan fasilitas
direktori alumni dan
sekolah, menyediakan fasilitas kerjasama, dan lain - lain.
Kendala-Kendala Pengimplikasian di Indonesia
Jika memang IT dan
Internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita
gunakan secepatnya.
Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan IT
dan Internet belum
dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah
Indonesia masih patut
dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu penyebab utama adalah
kurangnya ketersediaan
sumber daya manusia, proses transformasi teknologi,
infrastruktur
telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah
infrastruktur hukum
yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup
memadai untuk menampung
perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan
ini. Sebab perlu
diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di
Indonesia. Selain itu
masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur
teknologi
telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat
terselenggaranya IT
untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia
masih rendah. Biaya
penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan
telepon masih belum
tersedia di berbagai tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu
dipikirkan akses ke
Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu
tempat akses Internet
dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus,
sekolahan, dan bahkan
melalui warung Internet.Hal ini tentunya dihadapkan kembali
kepada pihak pemerintah
maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga
kepada pemerintah.
Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan
regulasi yang kondusif
bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun sementara
pemerintah sendiri
masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan
pendidikan. Saat ini
baru Institut-institut pendidikan unggulan yang memiliki fasilitas
untuk mengakses
jaringan IT yang memadai. Padahal masih banyak institut-institut
pendidikan lainnya yang
belum diperlengkapi dengan fasilitas IT.
E-LEARNING SEBAGAI
SOLUSI PERMASALAHN PENDIDIKAN
INDONESIA
IT atau Information
Technology memberikan kontribusi yang luar biasa dalam
hal penyebaran materi
Informasi ke seluruh belahan dunia. IT merupakan suatu alat
Globalisator yang luar
biasa – salah satu instrumen vital untuk memicu time-space
compression
(menyusutnya ruang dan waktu), karena kontaknya yang tidak bersifat
fisik dan individual,
maka ia bersifat massal dan melibatkan ribuan orang. Hanya
dengan berada di depan
komputer yang terhubung dengan internet, seseorang bisa
terhubung ke dunia
virtual global untuk ‘bermain’ informasi dengan ribuan
komputer
penyedia informasi yang
dibutuhkan, yang juga terhubung ke internet pada saat itu.
Perkembangan IT yang
sedemikian pesat tersebut menciptakan kultur baru bagi
semua orang di seluruh
dunia. Dunia pendidikan pun tak luput dari sentuhannya.
Integrasi teknologi
informasi ke dalam duina pendidikan telah menciptakan pengaruh
besar. Dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, mutu dan efisiensi
pendidikan dapat
ditingkatkan.
Di tengah kemelut dunia
pendidikan Indonesia yang tak kunjung selesai,
kehadiran teknologi
informasi menjadi satu titik cerah yang diharapkan mampu
memberi sumbangan
berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan. saat ini mutu
pendidikan Indonesia
masih sangat rendah. Laporan tahunan Human development Index
UNDP tahun 2004
menempatkan Indonesia pada posisi 111 dari 175 negara. Adapun
hasil survai tentang
kualitas pendidikan di Asia yang dilakukan oleh PERC (The
Political and Economic
Risk Country), Indonesia berada pada posisi 12 atau yang
terendah (Suara karya,
18 desember 2004). Peringkat ini sepertinya tidak mengalami
pergeseran jauh pada
saat sekarang ini mengingat problematika pendidikan yang masih
saja belum berubah.
Salah satu produk
integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan
adalah e-learning atau
elektronik learning. Saat ini e-Learning mulai mengambil
perhatian banyak pihak,
baik dari kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun
industri. Di institusi
pendidikan tinggi misalnya, e-Learning telah membuka cakrawala
baru dalam proses
belajar mengajar. Sedangkan di lingkungan industri, e-Learning
dinilai mampu membantu
proses dalam meningkatkan kompetensi pegawai atau sumber
daya manusia. Dari
dunia akademis metode pembelajaran ini sudah mulai banyak
diterapkan dan
dikembangkan. Ambil contoh penerapan e-Learning di kampus ITB,
IPB, UI, Unpad,
Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Malang, dan universitas
lainnya baik negeri
maupun swasta, seperti Universitas Bina Nusantara (Ubinus)
Jakarta.
E-learning pada
hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang
dituang dalam format
digital dan disajikan melalui teknologi informasi. Secara ringkas,
Anwas (2005) menyatakan
e-larning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar
secara konvensional,
hanya saja dipindahkan ke dalam system digital melalui internet.
Keunggulan-keunggulan
e-learning yang paling menonjol adalah efisiensinya dalam
penggunaan waktu dan
ruang. Seperti telah disebutkan di atas, pendidikan berbasis
teknologi informasi
cenderung tidak lagi tergantung pada ruang dan waktu. Tak ada
halangan berarti untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar lintas daerah, bahkan
lintas negara melalui
e-learning. Dengan e-learning pengajar dan siswa tidak lagi selalu
harus bertatap muka
dalam ruang kelas pada waktu bersamaan.
Dengan sifatnya yang
tidak tergantung pada ruang dan waktu, e-learning
memiliki keunggulan
lain yakni memungkinkan akses ke pakar yang tak terhalang
waktu dan tak tidak
memerlukan biaya mahal. Seorang pelajar di daerah dapat belajar
langsung dari pakar di
pusat melalui fasilitas internet chatting atau mengakomodir suara
dan bahkan gambar
realtime. Dengan e-learning, sekolah-sekloah dengan mudah dapat
melakukan kerjasama
saling menguntungkan melalui program kemitraan. Dengan
demikian sekolah yang
lebih maju dapat membantu sekolah yang belum maju sehingga
dapat diupayakan adanya
pemerataan mutu pendidikan. Satu lagi keunggulan e-learning
tentunya adalah
ketesediaan informasi yang melimpah dari sumber-sumber di seluruh
dunia. Dengan
menggunakan internet sebagi media pembelajaran akan didapatkan
sumber informasi untuk
pengayaan materi yang jumlahnya sangat tak terbatas.
Model pembelajaran
e-learning dengan segala keunggulan di atas akan sangat
membantu dunia
pendidikan Indonesia. e-learning dapat menjadi alternatif cara
peningkatan mutu
pendidikan Indonesia dan melakukan upaya pemerataan di seluruh
wilayah Indonesia.
sudah menjadi pengetahuan umum bahwa penyebaran mutu
pendidikian di
Indonesia belum merata. Ada kesenjangan cukup jauh antara satu
wilayah dengan wilayah
lain. Pendidikan di pulau jawa dan Sumatera (Indonesia bagian
barat) cederung lebh
maju dari Indonesia bagian timur. Kesenjangan seperti ini haruslah
mendapatkan perhatian
yang serius dari pemerintah. E-learning dapat menjadi solusi
kreatif bagi
pemerintah.
Karena masih
diperlukannya pengembangan, maka masih diperlukan fokus
perhatian akan
e-Learning ini. Khusus dari sisi regulasi, perlu diamati sudah
seberapa
jauh peranan regulasi
dari pemerintah atau departemen terkait dalam mendukung
terealisasinya dukungan
e-Learning dalam proses pendidikan di Tanah Air. Hingga saat
ini Inedonesia sudah
memiliki Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
pasal 31 dan SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang PTJJ. Di
mana secara lebih
spesifik UU ini mengizinkan penyelenggara pendidikan di Indonesia
untuk melaksanakan
pendidikan melalui cara PTJJ dengan memanfaatkan teknologi
informasi.
Regulasi ini diperlukan
untuk melindungi minat belajar masyarakat dari
malpraktik
penyelenggaraan pendidikan. Selain itu juga menyiapkan rambu-rambu
dalam pengembangan
e-Learning sepatutnya, dan tidak hanya untuk melindungi dari
malpraktik tapi juga
untuk mengantisipasi tantangan masa depan e-Learning.
Undang-undang yang
mengakomodasi e-Learning itu di antaranya UU nomor 20
tahun 2003 tentang
pendidikan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan
pengaturan pemerintah
lebih lanjut untuk mandapatkan jaminan kualitas dalam e-
Learning, termasuk di
dalamnya sistem akreditasi dan asesmen yang efektif.
Sementara pemerintah
akan mengeluarkan kebijakan mengenai e-Learning
untuk memenuhi target
26 juta tenaga ahli di bidang TI tahun ini. Untuk sementara
ketersediaannya
diprediksi baru sekitar 10 juta orang. Pemerintah juga mencatat dari
sisi kesiapan
infrastruktur TI seperti komputer, posisi Indonesia masih sangat
rendah,
yaitu di peringkat 59
dari sejumlah 64 negara yang tercatat dalam Economist
Intelligence. Kebijakan
e-Learning tersebut akan terangkum dalam Cetak Biru Peranan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Tatanan Sistem Pendidikan Dasar dan
Menengah
Mengambil pelajaran
dari negara lain seperti Taiwan, lembaga-lembaga tinggi
negara mereka telah
memberikan dukungan yang cukup besar dalam e-Learning. Hal
tersebut dibuktikan
dengan keberadaan The Office of e-Learning National Project dan
Association of
E-Learning. Salah satu permasalahan yang dihadapi institusi akademis
di
negara berkembang,
khususnya negara yang memiliki jumlah populasi yang besar, area
geografis yang luas,
juga multietnis adalah ketidakseimbangan dalam menangani
kegiatan akademik.
Konsekuensi logisnya adalah ketidakseimbangan kualitas akademik
dan selanjutnya akan
mempengaruhi daya saing bangsa di era global.
Urgensi penerapan
e-learning di Indonesia juga terkait dengan keterbatasan
akses pendidikan
berkualitas dari sisi jumlah institusi pendidikan dan jumlah siswa,
kecenderungan makin
meningkatnya pengguna internet, kendala geografis, juga aspek
long-life learning
opportunity.
Tujuan umum
pembelajaran jarak jauh menggunakan e-Learning di Indonesia
adalah agar tersedia
akses belajar dan perbaikan kesamaan kesempatan belajar pada
semua pembelajar.
Selain itu juga untuk memperkuat dan memperdalam pengertian
terhadap ilmu
pengetahuan, memperluas cakrawala dan memperkaya keberagaman
subjek pengetahuan, dan
memperbaiki efektivitas proses belajar.
Sebuah studi yang
dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Diten Dikti
) RI (2003) menunjukkan
bahwa sub sektor pendidikan tinggi terdiri dari 82 perguruan
tinggi negeri (PTN) dan
lebih dari 2.236 perguruan tinggi swasta (PTS). PTN
menampung 1 juta
mahasiswa dan sekitar 2 juta mahasiswa berada di PTS. Bagian yang
lebih kecil dari
populasi mahasiswa, sekitar 200.000 mahasiswa berada di perguruan
tinggi agama dan
institusi pendidikan professional. Tingkat partisipasi di pendidikan
tinggi masih rendah
(sekitar 12,8 %) dibandingkan dengan negara berkembang lainnya
di lingkup regional,
seperti Filipina (32%) dan Thailand (30%).
Kendala-kendala :
Manfaat IT di bidang
pendidikan memang menggiurkan bagi kaum akademisi yang
haus akan informasi,
juga bagi mereka yang hendak memobilisasi bangsa Indonesia
agar lebih maju lagi
dalam bidang ini. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang
menyebabkan IT dan
Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Pemerintah
memang masih perlu
mempersiapkan banyak hal untuk ini.
Salah satu kendala
utamanya : kurangnya ketersediaan sumber daya manusia
untuk melakukan proses
transformasi teknologi, dan menyediakan infrastruktur
telekomunikasi beserta
perangkat hukumnya yang mengaturnya. Dalam hal perangkat
hukumnya, yang menjadi
pertanyaan dilematis adalah, “apakah infrastruktur hukum
yang melandasi
operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung
perkembangan baru
berupa penerapan IT untuk pendidikan gaya baru ini?”, Sedangkan
Cyberlaw yang menjadi
senjata untuk menjerat pelaku kriminalitas di dunia maya tidak
terdengar “kabarnya”.
Selain itu masih
terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi
telekomunikasi,
multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya
IT untuk pendidikan
sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah.
Biaya penggunaan jasa
telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih
belum tersedia di
berbagai tempat di Indonesia. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke
Internet tanpa melalui
komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet
dapat diperlebar
jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolah, bahkan melalui
warung Internet. Hal
ini tentunya diperhadapkan kembali kepada kesiapan pihak
pemerintah maupun pihak
swasta; Yang pada akhirnya pemerintahlah yang memegang
kunci keberhasilan
penerapannya. Sebab pemerintah merupakan pihak yang dapat
menciptakan iklim
kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang
pendidikan. Namun
sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk
mengalokasikan dana
untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru Institut-institut
pendidikan unggulan
yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan IT yang
memadai. Padahal masih
banyak institut-institut pendidikan lainnya yang belum
diperlengkapi dengan
fasilitas IT.
0 komentar:
Posting Komentar
jangan lupa comentnya bro,,,,