4.24.2010

laporan praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Praktikum VII,

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

logo

Oleh :

Yusuef Abdul Rosyid

06530112

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2010


LEMBAR PERSETUJUAN


Judul : Praktikum VII Jaringan Komputer

Nama : Yusuf Abdul Rosyid

NIM : 06530112

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo untuk melengkapi persyaratan Praktikum VII, pada:

Hari :

Tanggal :

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing

Munirah, S.Kom M.Kom Angga Prasetyo, ST

Ketua Jurusan Teknik Informatika

Ir. Andy Trianto, ST


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum VII Jaringan Komputer tanpa ada aral yang berarti. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Praktikum Informatika VII JARINGAN KOMPUTER ”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Angga, S.Kom yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan saya dalam menyusun laporan ini.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyususnan laporan ini serta kepada semua yang telah ikut serta dalam penyusunan laporan ini.

Tiada gading yang tak retak. Dan saya yakin bahwa penyususnan hasil laporan praktikum VII Jaringan Komputer ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan VII ini. Besar harapan saya laporan ini dapat bermanfaat bagi semau pihak. Semoga Allah SWT selalu meridhoi semua yang menjadi cita – cita kita.

Amiiin…...

Ponorogo,27 Maret 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1

1.3. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 2 2

2.1. Pengenalan Software & Hardware................................................................ 2 2

2.2. Memasang Kabel UTP .................................................................................. 6

2.2.1. Kabel Straight .................................................................................... 8

2.2.2. Kabel Crossover ................................................................................. 9 5

2.2.3. Bahan dan Peralatan yang perlu dipersiapkan .................................. 11

2.3. Jaringan Komputer ........................................................................................ 15

2.3.1. Format IP Address ............................................................................. 16

2.3.2. Pembagian IP Address ....................................................................... 16

2.3.3. Classless Inter – Domain Rounting (CIDR)....................................... 19

2.3.3. Mengkonfirgurasi TCP/IP yang terhubung pada Jaringan.................. 20

2.4. Sharing Sumber Daya Dalam Jaringan .......................................................... 25

2.4. Simulasi Cisco Networking ........................................................................... 37

BAB III PEMBAHASAN SOAL ..................................................................................... 40 33

3.1. Modul I.......................................................................................................... 40 33

3.2. Modul II ........................................................................................................ 41 37

3.3. Modul III ...................................................................................................... 43

3.4. Modul IV ...................................................................................................... 45 42

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 47

A.. Kesimpulan .................................................................................................... 47

B. Saran .............................................................................................................. 47 80

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 48




BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan ini disusun sebagai :

1. Pertanggungjawaban pelaksanaan Praktikum VII yang kami laksanakan

2. Supaya mahasiswa dapat lebih memahami bagaimana cara atau langkah mengoneksikan suatu Jaringan.

3. Serta mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang lebih selain dari mata kuliah yang telah diajarkan.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana mahasiswa dapat membuat suatu jaringan dengan lebih efisien supaya interface yang dibuat dapat dipakai user dengan mudah?

1.3. Tujuan

Tujuan dari Praktikum – VII Jaringan Komputer ini adalah agar mahasiswa:

[ Mengenalkan pada mahasiswa tengtang mengoperasikan software dan Windows.

[ Mengenalkan alat-alat untuk jaringan komputer.

[ Mengenalkan pada mahasiswa cara memasang kabel UTP.

[ Mahasiswa diharapkan dapat memahami Jaringan Komputer.

[ Dapat melakukan dan memahami sharing sumber daya dalam jaringan.

BAB II

LANDASAN TEORI

MODUL 1

2.1 PENGENALAN SOFTWARE & HARDWARE

TEORI

Perangkat Keras Network

Perangkat keras yang dibutuhkan dalam suatu network sangat tergantung pada konfigurasi yang digunkan untuk menyusun network, jenis media transmisi data, serta besar kecilnya jangkauuan network. Secara umum suatu network memerlukan perangkat keras sebagai berikut :

* Server

* Workstation

* NIC (Network Interface Card)

* Hub/ konsentrator

* Brigde

* Switch

* Repeater

* Router

* System kabel

SERVER

Suatu server merupakan hati dari kebanyakan network. Server biasanya merupakan computer berkecepatan tinggidengan kapasitas memori (RAM) dan simpanan yang besar, dan dihubungkan dengan antarmuka jaringan yang cepat (fast network interface). Simpan operasi jaringan bekerja pada computer tersebut, bersama perangkat lunak aplikasi dan file data yang diperlukan.

Workstation

Semua computer yang terhubung ke server pada jaringan disebut dengan workstation. Workstation merupakan computer standart computer yang dikonfigurasi menggunakan kartu antar muka jaringan, perangkat lunak jaringan dan kabel-kabel yang diperlukan. Workstation tidak selalu membutuhkan floppy disk atu hardisk sebab file dapat disimpan pada server.

NIC (Network Interface Card)

NIC merupakan peralatan yang memungkinkan terjadinya hubungan antara network dengan computer workstation atau network dengan computer server. Kebanyakan NIC merupakan peralatan internal yang dipasangkan pada slot ekspansi dalam computer baik slot ekspansi ISA ataupun slot ekspansi PCI. Bahkan pada beberapa mainboard computer, NIC sudah dipasang secara onboard artinya menyatu dengan mainboard.

Hub/ Konsentrator

Hub adalah unsur paling penting dalam LAN. Hub merupakan pusat koneksi semua node pada jaringan dihubungkan satu dengan yang lain melalui Hub. Hub bertindak sebagai titik pengendalian untuk aktivitas system, pengelolaan serta pengembangan jaringan.

Brigde

Brigde adalah alat yang memungkinkan untuk membagi suatu jaringan yang besar dalam dua jaringan yang lebih kecil, sehingga menjadi jaringan yang lebih efisien.

Switch

Switch adalah alat digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN yang terpisah serta menyediakan filter paket anatar LAN. Switch LAN adalah peralatan multiport, masing-masing dapat mendukung satu workstation atau semua Ethernet.

Repeater

Ketika suatu isyarat melintas sepanjang kabel, isyarat kabel tersebut cenderung mengalami penurunan kekuatan atau daya. Repeater adalah alat yang dapat menguatkan (boost) isyarat jaringan yang melintasnya.

Router

Router digunakan untuk mengubah informasi dari suatu network ke network yang lain. Router mirip dengan bridge super cerdas (superitellegent brigde).

Sistem Kabel

Kabel sebagai media transmisi terlindung dapat dikategorikan dalam dua kelompok utama yaitu:

o Penghantar elektrik (electrical conductor)

o Serat optic (fiber optic)

Masing-masing kategori empunyai banyak variasi kabel yang dikelompokkan dalam kategori penghantar elektrik yaitu TP (twisted-pair) dan koaksial (coaksial). Berikut ini diberikan beberapa ilustrasi kabel.

Perangkat Lunak Network

Untuk system server dapat digunakan beberapa system operasi seperti :

* Linux

* Windows Nt

* Windows 2000

* Windows XP

Untuk system klien dapat digunakan system operasi :

* Linux

* Windows Nt

* Windows 2000

* Windows XP

* Windows 98

* Windows 95

Software dan Hardware

* Macam –macam kabel

* Konektor

* Hub

* Switch

* Server dan workstation

Menggunakan editor vi

1. Bukalah editor vi # vi

2. Ketiklah paragraph pada teori

3. Simpan dengan perintah Esc :w

4. Keluarkan dari vi Esc :q

Menjalankan system Windows

1. Jalankan Sistem Operasi Windows

2. Pengenalan beberapa menu yang berhubungkan dengan jaringan

Control Panel | Network NeigborHood | Network.

Tugas

  1. Berapakah kemampuan transfer data (kbps) maksinmul untuk kabel koaksial, UTP serta Serat Optik
  2. Berapakah jangkau (meter) maksimum untuk kabel koaksial, UTP dan Serat Optik
  3. Apakah perbedaan kerja Hub dan Switch

MODUL II

2.2 MEMASANG KABEL UTP

Kabel UTP

Pada saat ini, kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan salah satu jenis kabel yang paling digunakan dalam jaringan computer. Sesuai dengan namanya, kabel ini merupakan sebuah kabel yang berisi empat pasang kabel tembaga yang tiap yang tiap pasangnya dipilin. Tujuan dari kabel yang terpilin tersebut adalah untuk mengurangi kelemahan yang ada pada kabel UTP terhadap gangguan (noise) elektris, baik itu yang berasal dari dalam kabel yaitu pengaruh interferensi antar kabel (crosstalk) dan dari luar kabel yaitu interferensi elektromagnetik (EMI) dan interferensi frekuensi radio (RFI). Kabel ini tidak dilengkapi dengan pelindung (unshielded) seperti yang ada pada STP atau SSTP. Keempat pasang kabel (delapan kabel) yang menjadi isi kabel berupa kabel tembaga tunggal yang berisolator. Kode kabel UTP adalah 10 Base T atau Base T.

Hingga saat ini terdapat tujuh kategori kabel UTP yang umum digunakan, yaitu kabel UTP kategori satu sampai dengan kategori tujuh seperti yang terlibat pada table di bawah ini :

Kategori yang diberikan kepada setiap UTP merupakan spesifikasi untuk masing-masing kabel tembaga dan juga untuk konektor pada masing-masing ujung kabel tersebut. Masing-masing seri merupakan revisi dari seri UTP yang telah ada sebelumnya. Revisi tersebut merupakan perbaikan atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga untuk kualitas pilihan untuk masing-masing pasangan kabel. Selain itu juga untuk menentukan besarnya frekuensi yang dapat melewati kabel tersebut, dan juga kualitas isolator sehingga dapat menekan efek induksi antar kabel (noise dapat ditekan seminimal mungkin).

Kabel UTP CAT1 dan CAT2 tidak digunakan dalam jaringan computer karena kemampuan transfer datanya sangat rendah. Kabel UTP CAT1 dan CAT2 ini banyak digunakan untuk komunikasi telepon, atau berfungsi sebagai kabel telepon pada umumnya. Sedangkan untuk jaringan computer digunakan kabel UTP CAT3 sampai CAT7. Kabel UTP CAT3 dapat digunakan untuk komunikasi dengan kecepatan hingga mencapai 10 Mbps. Kabel UTP CAT5 dapat dipergunakan untuk jaringan dengan kecepatan hingga mencapai 10 Mbps dan oleh sebab itulah kabel UTP jennies ini merupakan kabel yang paling umum serta banyak dipergunakan pada jaringan computer yang menggunakan kabel UTP. Spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchancced (CAT5e) mempunyai standart industri yang sama, namun pada CAT5e telah dilengkapi dengan insulator untuk mengurangi efek induksi atau electromagnetic interference. Kabel CAT5e dapat digunakan untuk menghubungkan network hingga kecepatan 1 Gbps.

UTP CAT5 / UTP CAT5e

Pasangan kabel pertama adalah : putih biru –biru

Pasangan kabel kedua adalah : putih orange – orange

Pasangan kabel ketiga adalah : putih hijau – hijau

Pasangan kabel keempat adalah : putih coklat – coklat

Konektor yang digunakan untuk kabel UTP CAT5 adalah RJ-45. (Terlibat pada gambar di bawah)

Untuk digunakan dalam jaringan, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu kabel straight, kabel crossover dan kabel rollover. Setiap jenis koneksi ini memiliki yang berbeda satu sama lain, straight cable digunakan untuk menghubungkan antara client dan hub/switch/router atau hub/switch dan router (pada intinya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan peralatan yang berbeda jenisnya). Crossover cable digunakan untuk menghubungkan anatara client dan client atau digunakan untuk menghubungkan hub/switch dan hub/switch (pada intinya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan peralatan yang sama jenisnya).

2.2.1 Kabel Straight

Untuk jenis kabel straight, pada intinya adalah menghubungkan kabel dengan warna yang sama anatara ujung yang satu dengan yang lainnya (misalnya biru disambung dengan biru, putih orange dismabung dengan putih orange), tetapi ada standart yang biasa dipakai di asai yaitu EIA/TIA-568B.

Seperti yang terlibat pada gambar :

v Pin nomor 1 merupakan kabel berwarna putih orange

v Pin nomor 2 merupakan kabel berwarna orangr

v Pin nomor 3 merupakan kabel berwarna putih hijau.

v Pin nomor 4 merupakan berwarna kabel berwarna biru

v Pin nomor 5 merupakan berwarna kabel berwarna putih biru

v Pin nomor 6 merupakan berwarna kabel berwarna hijau

v Pin nomor 7 merupakan berwarna kabel berwarna putih coklat.

Jadi, untuk membuat koneksi kabel straight sesuai standar yang ada, maka pada kedua ujung kabel sama-sama menggunakan urutan EIA/TIA-568B yang biasa untuk urutan pengkabelannya.

2.2.2 Kabel Crossover

Untuk jenis kabel crossover, ada standart yang biasa dipakai di asia yaitu EIA/TIA-568A. Standar EIA/TIA 568A membalikan koneksi pasangan kabel berwarna orange dan hijau yang ada pada ETA/TIA-568B, sehingga pasangan kabel berwarna biru dan orange menjadi 4 pin yang berada di tengah.

Seperti yang terlihat pada gambar:

v Pin nomor 1 merupakn kabel berwarna putih hijau

v Pin nomor 2 merupakan kabel berwarna hijau

v Pin nomor 3 merupakan kabel berwarna putih orange

v Pin nomor 4 merupakan kabel berwarna biru

v Pin nomor 5 merupakan kabel berwarna putih biru

v Pin nomor 6 merupakan kabel berwarna orange

v Pin nomor 7 merupakan kabel berwarna putih coklat

v Pin nomor 8 merupakan kabel berwarna coklat

Jadi, untuk membuat koneksi kabel cross sesuai standart yang ada, maka pada sebuah ujung kabel menggunakan urutan EIA/TIA-568B untukurutan pengkabelannya dan pada ujung yang lainnya menggunakan urutan EIA/TIA-568A untuk urutan pengkabelannya.

Kelebihan dari kabel UTP:

o Teknologi yang paling umum digunakan sehingga banyak orang mengetahuinya

o Menggunakan kabel yang sangat murah bila dibandingkan dengan media kabelnya

o Mudah untuk melakukan penginstalasian

o Tidak terjadi gangguan pada computer lain dalam jaringan jika terdapat satu computer yang mengalami permasalahan, hal ini disebabkan oleh topologi jaringan yang digunakan oleh UTP berbentuk star (bintang).

Kekurangan dari kabel UTP:

o Dapat terkena interferensi elektromagnetik maupun interferensi frekuensi radio

o Memiliki keterbatasan jarak

Bila dibandingkan antara kabel UTP dan kabel coaxial, maka terdapat perbedaan, yaitu Panjang maksimal kabel UTP untuk dapat bekerja secara optimal adalah kurang dari 100 meter dan panjang minimal kabel UTP untuk dapat bekerja secara optimal adalah lebih dari 2 meter.

2.2.3 Bahan dan Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk memasang kabel UTP.

a) Crimping Tool

Crimping Tool 1

Crimping Tool 2

Crimping Tool 3

Crimping Tool 4

Crimping tool merupakan alat yang berfungsi untuk memasang konektor RJ-45 pada kabel UTP. Pada beberapa crimping Tool, selain digunakan untuk RJ-11 maupun RJ-22. Crimping tool yang ada saat ini memiliki bentuk yang bermacam-macam mulai dari yang kecil (hanya memiliki fungsi untuk mengcrimping RJ-45) hingga yang besar (dapat memotong, mengupas kabel, dan mengcrimping berbagai jenis konektor). Seperti terlihat pada gambar ada beberapa contoh crimping tool, namun yang umum digunakan di Indonesia adalah crimping tool yang pertama dan yang ketiga. Disarankan untuk menggunakan crimping tool yang cara kerja crimingnya adalah menekan (seperti pada crimping tool yang ketiga dan keempat) karena memiliki hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan crimping tool yang cara kerjanya seperti tang (crimping tool yang pertama dan kedua).

b) Network Tester

Network Tool 1

Network Tool 2

Network tester adalah alat yang digunakan untuk mengecek konektivitas kabel UTP yang telah berhasil dicrimping atau kabel coaxial yang telah dipasangi oleh konektor bnc. Untuk kabel UTP, terdapat 2 network tester, yaitu network tester yang dapat untuk dipisah (pada umumnya digunakan untuk mengecek konektivitas kabel yang jauh atau kabel yang telah terpasang) dan network tester yang tidak dapat dipisah (digunakan untuk mengecek wiring map kabel yang baru dibuat). Network tester yang dapat dipisah umumnya menggunakan lampu led untuk mengecek konektivitas tiap kabel yang terpasang sedangkan network tester yang tidak dapat dipisah umumnya menggunakan system digital dalam pengecekannya.

Pada gambar di atas, network tester yang dapat dipisah tampak pada gambar nomor 1 dan 2.

* Untuk kabel straight through, maka posisi warnanya untuk satu konektor ke konektor lain ditampilkan pada table berikut:

Putih Orange

Putih Orange

Orange

Orange

Putih Hijau

Putih Hijau

Biru

Biru

Putih Biru

Putih Biru

Hijau

Hijau

Putih Coklat

Putih Coklat

Coklat

Coklat

* Untuk kabel cross, maka posisi warnanya untuk satu konektor ke konektor lain ditampilkan pada table berikut:

Putih Orange

Putih Hijau

Orange

Hijau

Putih Hijau

Putih Orange

Biru

Biru

Putih Biru

Putih Biru

Hijau

Orange

Putih Coklat

Putih Coklat

Coklat

Coklat

WORKSHOP PRAKTIKUM

1. Lakukan penyambungan kabel UTP straight maupun crossover!

2. Lakukan pengecekan sambungan menggunakan LAN tester!

3. Amati perbedaan sambungan straight dan crossover!

4. Buat laporan individu dari seluruh pengamatan!

MODUL III

2.3 JARINGAN KOMPUTER

Jaringan (network) adalah sekumpulan computer yang dapat saling berkomunikasi satu sama lain dan berbagi peralatan yang dapat diakses secara bersama –sama, Secara topologi komunikasi antara satu computer dengan komputer lainnya dibagi menjadi empat, yaitu topologi bintang (star), topologi cincin (ring), topologi bus ( bus). Adapun bentuk masing-masing topologi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Topologi star Topologi ring


Topologi bus

Agar dapat berkomunikasi antara satu computer dengan computer lainnya diperlukan sebuah protocol jaringan. Protokol jaringan yang digunakan adalah protocol TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol). TCP/IP disamping protocol berlapis juga mengikuti standar ISO (International Organization of Standard) dan OSI (Open System Interconnection) yang memungkinkan untuk berkomunikasi seluruh dunia walaupun platform yang digunakan berbeda-beda. OSI menerapkan 7 lapis (layer), namun oleh TCP/IP diringkas menjadi 5 lapis saja. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

osi

tcp/ip

Aplication

Aplication

Presentation

Transport

Session

Transport

Internet

Network

Network Interface

Data link

Physical

Physical

2.3.1 Format IP Address

IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai octet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut:

,xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan decimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi decimal bertitik”. Setiap bilangan decimal merupakan nilai dari satu octet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan decimal:

Format IP Address

2.3.2 Pembagian Kelas IP Address

Jumlah IP Address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.

IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP Address dibagi kedalam 5 kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Cotohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut:

Ø Bit pertama IP Address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP adderss kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP adderss kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:

IP Address Kelas A

Ø Dua it IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada computer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.

IP Address kelas B

Ø IP address C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertamma IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.

IP Address kelas C

Ø IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247 sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.

Ø IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255. Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan. Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjukkan satu network kelas B 167. 205. xxx.xxx digunakan penulisan 167. 205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.

2.3.3 Classless Inter – Domain Rounting (CIDR)

Istilah lain yang harus dikenali dengan IP address adalah Classless Inter – Domain Rounting (CIDR). Untuk mudahnya ini adalah metode yang digunakan ISP untuk mengalokasikan sejumlah alamat untuk perusahan, rumah, dan konsumen.

Mereka menyediakan alamat dalam bentuk blok tertentu. Ketika kita menerima sebuah blok alamat dari ISP yang akan kita lihat adalah sebagai berikut : 192.168.10.32/28. Hal inilah yang memberitahu kita subnet manakah yang kita miliki. Tanda slash (“/”) menunjukkan berapa banyak bit yang diubah menjadi angka 1. Jumlah maksimum angka 1 hanyalah 32 karena 1 byte adalah 8 bits dan ada 4 bytes dalam IP address (4x8=32). Tetapi perlu diingat bahwa subnet mask terbesar hanya sampai /30 karena kita harus menyisakan setidaknya 2 bit untuk bit host.

Tabel 2 CIDR

Subnet

CIDR Value

255.0.0.0

/8

255.128.0.0

/9

255.192.0.0

/10

255.224.0.0

/11

255.240.0.0

/12

255.248.0.0

/13

255.252.0.0

/14

255.254.0.0

/15

255.255.0.0

/16

255.255.128.0

/17

255.255.192.0

/18

255.255.224.0

/19

255.255.240.0

/20

255.255.248.0

/21

255.255.252.0

/22

255.255.254.0

/23

255.255.255.0

/24

255.255.255.128

/25

255.255.255.192

/26

255.255.255.224

/27

255.255.255.240

/28

255.255.255.248

/29

255.255.255.252

/30

2.3.4 Mengkonfigurasi TCP/IP Statis yang Terhubung pada Jaringan

  1. Buka Start, Pilih Accessories, Lalu Command prompt

  1. Ketikan perintah ipconfig / all
  2. Output dari command ini akan menunjukkan informasi mengenai IP address, IP Default Gateway, dan IP Dsn Server yang terpasang di komputer kita.

  1. Untuk mengetes konektifitas ketikan perintah ping .

IP Address yang kita ping bisa menunjuk ke IP gateway dan IP DSN.

Berikut adalah aturan – aturan dasar dalam menentukan network ID dan Host ID yang digunakan :

· Network ID tidak boleh sama dengan 127

Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.

· Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255

Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.

· Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0

IP Address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjukkan suatu jaringan bukan suatu host.

· Host ID harus unik dalam suatu network

Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

Subnetting

Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask) kepala IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking (on), sedangkan bit 0 tidak aktif (off). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :

Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A

Dengan aturan standart, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 26 juta host yang terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan diimplementasikan subnet mask sebanyak 16 bit 255.255.0.0. (Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000). Perhatikan bahwa pada 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian. 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu host.

Subnet mask di atas identik dengan standart IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnetsetara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh seperti 255.255.255.0 (24 bit) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih besar (lebih dari 65 ribu network) dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host. Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224) dan seterusnya.

Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada iformasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Dari tabe dapat disimpulkan bagaimana nomor network standart dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet /subnet address melalui subnetting.

IP Address

Network Address Standart

Subnet Mask

Interpretasi

Broadcast Address

44.132.1.20

44.0.0.0

255.255.0.0 (16bit)

Host 1.20 pada subnet 44.132.0.0

44.132.255.255

81.150.2.3

81.0.0.0

255.255.255.0 (24 bit)

Host 3 pada subnet 81.50.2.0

81.50.2.255

167.205.2.100

167.205.0.0

255.255.255.128 (25 bit)

Host 100 pada Subnet 167.205.2.0

167.205.2.127

167.205.2.130

167.205.0.0

255.255.255.192 (26 bit)

Host 130 pada subnet 167.205.2.128

167.205.2.191

Beberapa kombinasi IP Address, Neymask dan network numbet

Subnetting hanya berlaku pada network local. Bagi network di luar network local, nomor network yang dikenali tetap nomor network standart menurut kelas IP Address.

Workshop praktikum

1. Bukalah windows console (Start-Program-Ms-DOS Prompt), kemudian maksimalkan.

2. Lakukan proses uji sendiri dengan mengetikkan perintah

Ping 127.0.0.1

Catat hasilnya. Kemudian lakukan dengan IP yang lain (komputer teman saudara), lakukan minimal 5 kali untuk alamat IP yang berbeda.

3. Lakukan perintah ping dengan menggunakan nama komputernya (host), catat hasilnya. Dan lakukan minimal 5 kali untuk host yang berbeda.

4. Apa kesimpulan saudara tentang perintah ping tersebut.

Perintah NET dan NETSTAT (Ms. DOS Prompt)

5. Ketikkan NET TIME \\ (nama host) kemudian catat hasilnya

6. Ketikkan NET VIEW kemudian catat hasilnya

7. Ketikkan NET CONFIG kemudian catat hasilnya

8. Ketik NETSTAT /? Kemudian amati hasilnya

9. Ketik NETSTAT –a, kemudian catat hasilnya

10. Lakukan hal yang sama untuk –e, -n, -s dan –r

Buat laporan hasil pengamatannya!!

MODUL IV

2.4 SHARING SUMBER DAYA DALAM JARINGAN

Salah satu keunggulan dengan adanya jaringan computer adalah,kita dapat memberdayakan hardware yang sama,untuk semua computer yang menjadi anggota jaringan tersebut.

Sebelum resource,ada beberapa factor yang harus diperhatikan :

1. Sistem Operasi

Seperti yang kita ketahui,system operasi merupakan system yang mengatur secara keseluruhan bagaimana computer bekerja.Oleh karena itu penting untuk mengetahui system operasi computer pada komputer-komputer yang ada di jaringan sebab tiap system operasi tertentu saja memiliki mekanisme yang berbeda dalam membagi resource.

2. Driver,jika yang dishare brupa hardware

Kompatibilitas hardware merupakan hal yang penting yang perlu pula di perhatikan.Driver dari hardwar biasanya ditujukan hanya pada sistem operasi tertentu ,oleh karena itu prlu hati-hati membaca keterangan kompatibilitas driver sebelum melakukan proses penginstalan.

3. Security

Pengaturan penggunaan resource juga perlu ada,agar tidak digunakaan seenaaknya.

Sumber daya yang hendak dishare biasanya disambungkan ke salah satu computer dalam jaringan (biasanya server),atau menggunakan hub-hub khusus untuk menshare beberapa hardware sekaligus.

Konfigurasi Sumber Daya Pakai

Pada bagian ini akan dibahas beberapa cara untuk melakukan sharing pada beberapa resource yang lazim dishare dalam sebuah network.

1. Printer

Cara paling mudah untuk menshare printer adalaah dengan menghubungkannya dengan salah satu computer,kemudian melakukan langkah-langkah sebagai berikut(OS Windows XP).

  • Disudut kiri bawah,klik tombol start->Control panel lalu cari tombol Printer and Faxes,kemudian akan muncul laayar seperti dibawah ini:

· Kemudian Klik kanan pada printer anda ,dan klik sharing,sehingga muncul jendela seperti gambar ini

· Pilih share this printer dan tentukan namanya ,lalu klik Additional Drivers, lalu akan keluar layer seperti berikut:

Fitur ini berfungsi untuk mengantisipasi bila ada komputer-komputer pada jaringanan menggunakan sistem OS yang berbeda.Klik sesuai dengan OS Yyang ada dijaringan

· Konfigurasi jaringan Firewall juga perlu dipratikan ,sebab secara default,firewall memblok fitur sharing printer ole karena itu ,perlu dibuka agar sharing bias dilakukan.Disini akan dibahas dua firewall yang paaling sering digunakan ,yakni Zona Alarm dan firewall Windows XP sendiri

· Zone Alarm

Buka zone Alarm dan klik Zones,seperti gambar dibawah ini

Lalu pilih ‘add,IP Adddress’maka akan tampil seperti berikut

Pastikan zone yang dipilih adalah trusted ,dan tulis IP address dari computer yang ada di jarigan .Ulangi prosedur ini untuk semua computer dijaringan agar semuanya dapat menggunakan shsred printer .IP address bisa disesuaikan tergantung computer mana saja yang boleh meggunakan printer sharing.

· Windows XP Firewall

Buka kembali control panel,lalu klik Network Conections…bila LAN anda terdapat gambar gembokseperti dibawah ini,maka berarti firewall Windows dinyalakan ,oleh karena itu ,klik kanan dan pilih Properties untuk mengkonfigurasi

Lalu klik tab Advance ,klik Settings dan matikan firewaalnya

Konfigurasi Security printer pada computer Server

Yang dimaksud dengan computer server di sini adalah computer yang dipasangkan printer.Seperti yang yang telah disebutkan di bab pendahuluan …Security merupakan hal yang penting dalam mengatur ketertiban penggunaan hak akses printer pada windows XP yakni:

1. Bila semua user tanpa terkecuali memiliki hak yang sama untuk memakai printer

Maka,cukup membuat account guest pada serveryakni dengan cara:

Start->User Account->Clik Account Guest->nyalakan,lebih lanjut dapat dilihat pada gambar berikut:

1.

2. Disetiap computer di jaringan dibuat user account ,caranya sama dengan di atas kemudian di server dibuat juga user account sesuai dengan user account-user account yang ada di koputer lain.

Pada sistem operasi Windows Server 2003,sistem security dan menejemen memakai sumber dayanya lebih lengkap dan aman ,sebab Windows Server menyediakaan fitur berupa Domain Policy dan Active Directory,prosedurnya mirip dengan pada Windows XP,hanya saja pada tsb Sharing nantinya akan ada juga Permission ,sehingga user bisa ditambahkan langsung.

Sharing File dan Scanner

Sharing File memiliki prosedur yang hampir sama dengan sharing printer,hanya saja klik kanan pada folder yang hendak dishare,dan diatur sharingnya sama seperti sharing printer.

Penggunaan oleh User:

Konfigurasi pada user cukup sederhana,yakni:

· Setelah konfigurasi ini selesai,sekarang di computer-computer lain dilakukan setting seperti ini:

Start->Control Panel-> and Faxes->Klik kanan lalu pilih Add Printer maka akan muncul jendela seperti berikut

Pilih option kedua,karena kita akan menggunakan pinter dalam jaringan ,setelah itu klik Next ,Setelah itu pilih browse for a printer.Komputer akan mencari printer yang ada didalam jaringan,lalu pilihlah printer yang dimaksud ,seperti gambar berikut:

Printer sekarang siap digunakan…..

Perlu diingat bahwa printer hanya dapat digunakan bila user account yang digunakan cocok dengan user account yang ada di server,sehingga user perlu meminta pada server admin untuk menambahkaan user account pada servernya.

Bila printer hendak digunakan,misalnya dengan office,maka tekan tombol schortcut Ctrl+P,

Maka akan muncul layar seperti ini:

Pilih printer sharing di kolom Name.Lalu diprint seperti biasa

Untuk folder,dapat dilakukan mapping ,dengan memasukkan langsung alamat folder share yang dituju,misalnya:

\\NamaKomputer\NamaFolderYangDiShare

Contohnya dapat dilihat pada gambar ini

Bila alamat tidak diketahui maka kita dapat menggunakaan fasilitas dari windows,yaitu My Network Places

Klik Start->My Network Places,lalu akan muncul candela seperti ini:

Perhatikan folder-folder yang ada pada jendela ini merupakan folder sharing yang pernah dikunjungi dan berhasil diakses sebelumnya.Folder-folder ini berfungsi sebagai shortcut bila source yang sama hendak browse kembali.Langkah selanjutnya perhatikan bagian kiri pilih Microsoft Windows Network ,maka akan keluar layar seperti ini:

Gambar computer menunjukkan group-group yang ada di dalam jaringan tersebut.

Anda tinggal memilih dan mencari letak computer yang dimaksud.

WORKSHOP PRAKTIKUM

  1. Lakukan sharing sumber daya pada beberapa PC
  2. Lakukan sharing file, dalam sebuah group
  3. Lakukan komunikasi antar computer secara peer to peer
  4. Buat laporan individu dari hasil analisa pengamatan anda

MODUL V

2.5 SIMULASI CISCO NETWORKING

BAB III

PEMBAHASAN SOAL

MODUL I

MODUL II

Untuk penggunaan koneksi komputer sederhana, misalkan pada jaringan LAN, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP, yaitu STRAIGHT CABLE dan CROSSOVER CABLE. Fungsi dari masing-masing jenis type penyambungan ini berbeda, TYPE STRAIGHT CABLE,untuk menghubungkan antara PC ke Switch, Router ke Switch, Router ke HUB dan PC ke HUB. TYPE CROSSOVER CABLE, untuk menghubungkan antara PC ke PC, Switch ke Switch, HUB ke HUB dan PC ke Router.

CARA KERJA

1) Kupas lapisan luar kabel UTP sepanjang ± 1 Cm dari ujung, sehingga 8 urat kabel terlihat dari luar.

2) Susun urutan warna kabel sesuai dengan standard internasional.

3)


Masukkan Ujung kabel UTP yang telah disusun menurut urutan internasional, kemudian jepit dengan menggunakan crimping tool sampai berbunyi “klik”

4) Tes dengan menggunakan LAN Tester

5) Kabel UTP siap digunakan.

Perhatian : penyusunan salah atau penjepitan yang salah menyebabkan RJ-45 Connector tidak bisa dipakai lagi.

TEKNIK MENYUSUN CABLE
TIPE STRIGHT

Ujung kabel yang satu dengan ujung kabel yang lainnya memiliki urutan kabel yang sama.
urutan warna :

Standar urutannya begini : 2 orange – 1 hijau – 2 biru – 1 hijau – 2 coklat . 2 orange disini maksudnya pasangan orange muda sama orange tua dan seterusnya. Tapi tidak usah ikut standar pewarnaan itu juga sebenarnya tidak masalah. Yang penting urutan kabelnya. Misal ujung pertama urutan pin pertamanya orange muda, maka ujung yang lain urutan pin pertamanya juga harus orange muda, jadi antar ujung saling nyambung. Sebenarnya tidak semua pin tersebut digunakan.Jika dicek dengan lan tester indikator lampu harus menyala (1–1, 2–2, 3–3, 4–4, 5–5, 6–6, 7–7, 8–8)

TIPE CROSSOVER CABLE
Ujung kabel yang satu dengan yang lain tidak sama
urutan warna :

Jika dicek dengan LAN Tester, indikator lampu harus menyala (1–3, 2–6, 3–1, 4–4, 5–5, 6–2, 7–7, 8–8)

MODUL III

1. Melakukan proses uji dengan perintah DOS Prompt pada ping 127.0.01 <> dan menganalisanya.

2. Melakukan proses uji dengan perintah DOS Prompt pada ping nama computer ( host ) yang berbeda dan menganalisanya.

3. Menganalisa perintah DOS Prompt : NET TIME ,NET VIEW, NET CONFIG,NET STAT /?, NET STAT-a ( -e,-n,-s,-r )

1.

2. Dilakukan pada 2 nama host yang berbeda:

Server dan komjar5 adalah nama host dengan alamat IP 192.168.0.11,169.254.58.182 dan 127.0.01 adalah alamat IP berarti ping statistics yang dilakukan sama. Meskipun kita melakukan perintah dengan alamat yang berbeda tapi koneksi dan kecepatan transfer data , byte sama,jika gagal/error berarti kita melakukan pada alamat IP gateway dan IP DNS yang sama.

MODUL IV

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perangkat keras yang dibutuhkan dalam suatu network sangat tergantung pada konfigurasi yang digunkan untuk menyusun network, jenis media transmisi data, serta besar kecilnya jangkauuan network.

Jaringan (network) adalah sekumpulan komputer yang dapat saling berkomunikasi satu sama lain dan berbagi peralatan yang dapat diakses secara bersama-sama. Secara topologi komunikasi antara satu komputer dengan komputer lainnya dibagi menjadi empat, yaitu topologi bintang (star), topologi cincin (ring), topologi bus (bus).

Agar dapat berkomunikasi antara satu komputer dengan komputer lainnya diperlukan sebuah protokol jaringan. Protokol jaringan yang digunakan yang digunakan adalah protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP disamping protokol berlapis juga mengikuti standar ISO (International Organization of Standard) dan OSI (Open System Interconnection) yang memungkinkan untuk berkomunikasi seluruh dunia walaupun platform yang digunakan berbeda-beda. OSI menerapkan 7 lapis (layer), namun oleh TCP/IP diringkas menjadi 5 lapis saja.

B. SARAN

Dalam praktikum di laboratorium computer khususnya teknik informatika ini sebagai upaya ikut serta menunjang kompetensi sebagai mahasiswa yang cerdas berfikir secara kreatif. Serta diharapkan dapat membantu mahasiswa mendalami materi khususnya tentang Jaringa Komputer. Dan sebagai syarat ujian praktikum semester VII. Semua itu bertujuan untuk memahami, mengerti, mengembangkan secara benar dan kreatif serta mampu mengaplikasikan program-program dalam JARINGAN KOMPUTER. Untuk itu diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Informatika Teknik, Modul Praktikum Informatika-VII [JARINGAN KOMPUTER], Laboratorium Komputer Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah , Ponorogo, 2010

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa comentnya bro,,,,